Jamu Tradisional Indonesia Diperkenalkan Kemenparekraf di IWTCF 2022

Pipit Widodo
Kemenparekraf/Baparekraf menghadirkan ruang edukasi berupa workshop kepada para peserta International Wellness Tourism Conference & Festival (IWTCF) 2022 untuk mengenal lebih dekat mengenai jamu tradisional Indonesia. FotoDoc/Kemenparekraf.

“Dan wellness tourism ini bisa kita kembangkan melalui jamu. Karena experience atau pengalaman mereka minum jamu, pengalaman mereka melihat proses bikin jamu, bagaimana kunyitnya diolah dan ditambahkan dengan asam, madu, lemon, ataupun susu menjadi hal menarik untuk wisata kebugaran,” lanjut Arief. 

Kualitas jamu jadi hal utama yang harus diperhatikan. Mulai dari pemilihan pupuk, drainase air untuk menyiram tanaman, proses penanaman, hingga proses panen harus dilakukan secara optimal agar menghasilkan jamu yang berkualitas.

Anggota GP Jamu lainnya yang juga berperan sebagai Director of Business Development and Innovation Mustika Ratu, Kusuma Anjani menjelaskan, jamu tidak hanya dapat diolah sebaga minuman herbal. Dengan mengoptimalkan bahan-bahan exotic herbal yang ada, membuat jamu tidak hanya baik untuk kesehatan dari dalam, tapi juga untuk kesehatan dari luar.

“Contohnya kosmetik yang saya pakai mengandung extract biji daun kelor yang dikenal dengan superfood dan tentu manfaatnya sangat banyak, seperti anti aging, sehingga menggunakan make up juga bisa mendapatkan skincare benefit,” kata perempuan yang akrab disapa Ajeng.

Sementara, Putri Indonesia Lingkungan 2022, Cindy May McGuire menceritakan pengalamannya sewaktu kecil ketika mencoba jamu. Ia mengaku dahulu dirinya sangat pemilih terhadap makanan maupun minuman. Namun, semenjak ia mengetahui khasiat yang terkandung di dalam jamu, apalagi jamu ini menggunakan bahan-bahan alami, ia mulai tertarik dan mencoba berbagai jamu.

“Jamu pertama yang saya coba adalah kunyit asem dan aku sangat menyukai ini. Apalagi ketika saya mengalami menstruasi, kunyit asem sangat membantu meredakan nyeri. Maka dari itu, saya sangat-sangat percaya bahwa jamu mempunyai fungsi selain sebagai minuman yang diminum sejak nenek moyang kita, itu juga bisa sebagai fitofarmaka, obat-obatan yang berfungsi sangat baik untuk tubuh," kata Cindy.

Pada kesempatan itu, hadir pula Chef Rahmat, salah seorang chef yang membantu Mustika Ratu menciptakan herbal drink. Dalam workshop ini Chef Rahmat mendemonstrasikan bagaimana kita bisa menggunakan jamu tidak hanya untuk minuman berkhasiat dan kosmetik tetapi juga untuk wellness. Para peserta pun tampak antusiasme melihat demonstrasi yang dilakukan Chef Rahmat.

“Untuk membuat smoothies mango kunyit asem, bahan-bahan yang diperlukan ada pisang, nanas, dan jahe, lalu blender semua bahan tanpa adanya air, sehingga rasanya akan lebih segar dan lebih sehat. Kemudian, bisa ditambahkan dengan topping kesukaan masing-masing,” jelas Chef Rahmat.

Selain workshop 'Jamu Making', Kemenparekraf juga menghadirkan dua workshop lainnya di waktu yang bersamaan. Yaitu ada workshop ‘Complementary Therapy - a Combination of Medical & Alternative for Mind, Body, and Spirit’ yang diisi oleh Indonesia Medical Tourism Association (AWMI) dan ‘5 Flavor Cornerstones of Indonesia Heritage Food Culture’ yang diisi oleh Food Biodiversity Enterpreneur, Founder of Javara Indigenous Indonesia.

Editor : Iman Nurhayanto

Sebelumnya

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network