Memahami Ilmu Forensik Bersama dr. Tuntas, Identik Pemeriksaan Korban Mati

Iman Nurhayanto
Dr. Tuntas Dhanardhono dan Dr. dr. Renni Yuniati dalam Podcast IDI Jateng. Foto: Iman Nurhayanto

SEMARANG, iNewsJatenginfo.id - Ilmu forensik yang belum banyak diketahui oelh kalangan masyarakat, Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Jateng berusaha perkenalkan ilmu tersebut melalui podcast IDI Jateng pada Rabu, (27/7) di sekretariat IDI Jateng teletak di Kota Semarang.

Mengundang narasumber dr. Tuntas Dhanardhono, MsiMed, MH, Sp.FM merupakan Wakil Sekretaris PDFI Cabang Jawa Tengah dan dipandu oleh host Dr. dr. Renni Yuniati, SpKK, FINSDV, MH.

Dr. Tuntas yang sudah malang melintang berkegiatan di seluruh Indonesia menyampaikan ilmu forensiknya. Menurutnya forensik identik dengan pemeriksaan korban mati atau jenazah. Selain itu ada juga forensik klink, KDRT, forensik korban seksual, patologi sampai medikolegal.

Ia mengatakan paling banyak kasus forensik klinik maupun patologi kematian yang butuh otopsi. Otopsi yang merupakan pemeriksaan jenazah secara seksama untuk menilai temuan-temuan dalam jenazah baik di rongga kepala, dada, dan lainnya.

Otopsi memilik tiga pengelompokan yaitu anatomi, klinik dan hukum. Pertama yaitu otopsi anatomi yang biasa dilakukan oleh mahasiswa kedokteran dalam proses pendidikan.\

Kedua yaitu otopsi klinik di RS untuk mencari dugaan kematian, sementara yang ketiga yaitu otopsi hukum untuk mencari sumber informasi jenazah sebab kematian.

Dr. Tuntas mengatakan jika ada korban yang mengalami kekerasan seksual supaya segera periksa agar hasilnya lebih akurat.

"Semakin lama periksa akan semakin berpengaruh terhadap hasil," ucapnya.

Kemudian ia menyampaikan perbedaan visum dan  otopsi. Menurutnya visum adalah laporan tertulis berupa dokumen, sedangkan otopsi adalah proses terhadap penanganan atau pemeriksaan korban.

Pada bulan November tahun ini, PDFI akan menyelenggarakan Muktamar pemilihan ketua PDFI. Selain itu kegiatan itu juga mengundang salah satu pakar forensik dari luar negeri berbicara forensik radiologi atau virtual otopsi.
 
Dr. Tuntas berharap kepada pemerintah untuk dukungan terhadap dokter forensik di Indonesia.

"Kami berharap pemerintah bisa menunjang data yang baik, pengembangan secara saintifik, radiologi, molekuler, entomoloig suatu saat bisa berkembang," ucapnya.

Selain itu, ia juga berharap ilmu kedokteran forensik berkembang di Indonesia dan memberi manfaat. Menurutnya,

"Semoga semakin tumbuh informasi dan generasi perkembangan yang bisa melayani dan mengabdi di seluruh pelosok indonesia," pungkasnya.

Pada penutupan podcast, dr. Renni menyampaikan pentingnya peran dokter forensik mengungkap kasus dan peristiwa yang belum diketahui.

Editor : Iman Nurhayanto

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network