SOLO, iNewsJatenginfo.id – Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo memberikan tambahan bantuan early warning system (EWS) tanah longsor kepada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Karanganyar. Penyerahan bantuan dilakukan di Kantor BPBD setempat, Kamis (30/6).
Bantuan alat sistem peringatan dini tanah longsor, berasal dari tim peneliti Program Studi (Prodi) Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) UNS yang dipimpin Dr Ahmad Marzuki.
“Sensor tanah longsor yang dikembangkana adalah jenis sensor pergerakan tanah yang memanfaatkan sifat gerakan tanah yang diamati lewat perubahan lebar retakan dinding dan rekahan,” kata Ahmad Marzuki.
Berkat dukungan dana penelitian dari Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (sekarang Kemendikbudristek) dalam KRUPT, pada tahun 2019 UNS telah menghasilkan 100 unit sensor longsor indoor untuk 11 desa di enam kecamatan rawan longsor yang ada di Karanganyar.
“Alat ini ditempelkan di dinding yang mengalami retakan (retak karena pergerakan tanah). Bila tanah bergerak maka retakan akan melebar dan sensor akan memberikan warning ke penghuni rumah,” katanya Ahmad Marzuki.
Sedangkan sensor longsor yang diserahterimakan ke BPBD Kabupaten Karanganyar, adalah sensor longsor outdoor. Sensor ini akan membunyikan alarm ketika tanah mengalami pergeseran.
Berbeda dengan sensor indoor, sensor outdoor dipasang untuk lingkup luasan tanah bergerak yang lebih besar. Jumlah sensor outdoor yang diserahkan berjumlah 11 unit dan tersebar di lima wilayah kecamatan dan tujuh desa.
Mengingat luasnya daerah rawan longsor di Karanganyar, jumlah unit sensor longsor yang telah terpasang masih sangat kurang. Terhadap sensor yang telah terpasang, masyarakat diharapkan untuk bisa memelihara.
Ahmad Marzuki menyampaikan bahwa tim di laboratorium akan terus berusaha untuk menggali peluang-peluang sumber dana, baik untuk pemeliharaan maupun pemasangan baru dengan inovasi teknologi yang lebih baru.
Sekda Karanganyar Sutarno mengucapkan terima kasih kepada UNS yang telah memberikan bantuan EWS tanah longsor.
“Semoga alat ini bermanfaat karena datangnya bencana tidak dapat diprediksi mengingat secara geografis terdapat beberapa kecamatan di Karanganyar yang rawan longsor. Dan semoga alat ini juga dipelihara dengan baik,” ujar Sutarno.
Editor : Iman Nurhayanto
Artikel Terkait