SEMARANG, iNewsJatenginfo.id – Jelang Hari Raya Idul Adha 1443 Hijriah, DPRD Kota Semarang dorong pemerintah segera mengatasi kasus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) agar peternak tidak merugi. Sebab, pada Hari Raya Kurban kebutuhan hewan ternak meningkat dan para peternak memanen hasilnya.
Ketua DPRD Kota Semarang Kadar Lusman mengatakan, pihaknya mendorong Dinas Pertanian Kota Semarang agar mendapatkan vaksin yang memadai. Selain itu, pihaknya bersama Dinas Pertanian juga akan terus memantau perkembangan keberadaan hewan kurban menjelang Idul Adha.
“Kita akan melakukan kunjungan lapangan dengan dinas ke pasar-pasar hewan dan penjual kurban tiban. Menurut kabar masih ada beberapa dari mereka yang belum memiliki izin,” jelas Kadar Lusman seusai acara dialog interaktif dalam acara Prime Topic MNC Trijaya FM Semarang dengan tema 'Menyediakan daging dari ternak yang sehat' di Hotel Noormans Semarang, Selasa (28/6).
Politisi Partai PDI Perjuangan yang akrab disapa Pilus itu juga mengimbau masyarakat agar tidak panik dengan keberadaan PMK. Menurutnya, berdasarkan penelitian hewan ternak yang terjangkit penyakit PMK aman dikonsumsi sepanjang memasaknya benar-benar matang dan prosedur pemotongannya aman.
“Harapannya supaya peternak ini tidak panik tidak khawatir dan masyarakat pun juga tidak ketakutan untuk mengkonsumsi daging, ternyata tidak ada resiko buat manusia,” ungkapnya.
Pada kesempatan yang sama, Kepala Dinas Pertanian Kota Semarang Hernowo Budi Luhur menjelaskan data terakhir yang ia peroleh, total sudah ada 755 temuan kasus hewan ternak yang positif terjangkit PMK. Dengan rincian, 31 ekor ternak mati, 50 dipotong paksa dan 12 dinyatakan sembuh.
“Kalau kita lihat peta persebarannya, tidak cuman persentuhan tubuh saja, tapi penularannya bisa melalui angin juga,” jelasnya.
Sementara, menurut Dosen Fakultas Peternakan Undip Semarang Fajar Wahyono penularan virus PMK pada hewan jauh lebih ganas daripada covid-19. Sebab, penularannya bisa melalui angin hingga radius 1 kilometer lebih dan jika tergenang di air, virus PMK bisa aktif hingga jangka waktu 1 bulan.
“Penularanya sangat luar biasa. Virusnya bisa terbang jauh terbawa angin,” jelasnya.
Editor : Iman Nurhayanto
Artikel Terkait