SEMARANG, iNewsJatenginfo.id - Pemprov Jateng diharuskan membayar iuran ke BPJS senilai Rp420 miliar dalam setahun. Hal itu merupakan biaya sharing 20 persen yang mesti dibayarkan Pemprov Jateng untuk pembiayaan kesehatan masyarakatnya.
Dana itu digunakan untuk pengobatan atau bersifat kuratif bagi masyarakat Jateng yang sakit dan kemudian periksa atau berobat. Padahal, jika nominal itu digunakan untuk kegiatan yang bersifat promotif atau pencegahan, maka imbasnya cukup luar biasa.
Wiendarto menggatakan salah satu penyebab penyakit adalah pola hidup yang tidak tepat. Minim olahraga dan mengonsumsi makanan-makanan siap saji juga begitu berpengaruh.
"Salah satu penyebab pergeseran pola penyakit itu disebabkan adanya perubahan pola perilaku masyarakat dan termasuk pola konsumsinya. Gowes ini untuk sosialisasi budaya hidup sehat pada masyarakat," kata Yudi Indras, Rabu (22/6).
Menurutnya, terjadi pergeseran pola penyakit yang ada di masyarakat. Jika sebelum tahun 2.000 kecenderungan penyakit yang menyerang adalah penyakit menular karena infeksi maka tahun 2.000 ke atas berubah menjadi penyakit degeneratif dan katastropik.
Penyakit degeneratif adalah penyakit yang merusak jaringan tubuh yang tak bisa diperbaiki. Sementara katastropik bisa diartikan penyakit berbiaya tinggi. Seperti penyakit stroke, ginjal, jantung, dan hipertensi.
Sementara penyakit sebelum tahun 2.000 biasanya berupa karena infeksi, lingkungan kotor, kurang gizi. Sementara saat ini makan makanan kalori tinggi tapi kalori yang dikeluarkan tak seimbang. Maka kalori menumpuk menjadi lemak
Faktor lain yang juga mesti diwaspadai adalah kemudahan teknologi. Ketersediaan fasilitas pendukung, menjadikan masyarakat malas beraktivitas fisik.
Jika dulu ingin mengganti saluran televisi saja harus jalan beberapa langkah mendekat televisi untuk memencet tombol, saat ini cukup menggunakan remote.
Jika sebelumnya membeli makanan harus datang langsung, kini bisa memesan melalui layanan online. Hal itu semakin menurunkan aktivitas fisik seseorang dan menjadikan kalori terus menumpuk.
"Kegiatan gowes ini, untuk menyosialisasikan pola hidup sehat pada masyarakat," ujar politisi Partai Gerindra ini.
Sementara Sekda Jateng Sumarno juga mengungkapkan jika anggaran Rp420 miliar itu digunakan untuk kegiatan pencegahan penyakit maka diyakini akan berdampak besar.
Dia juga mengkritik masyarakat yang terlalu terlalu fokus pada penyembuhan dan bukan menerapkan pola hidup sehat untuk diri dan keluarganya.
"Sepertinya kurang memperhatikan pencegahan penyakit atau jaga kesehatan. Sedikit-sedikit ke rumah sakit, mungkin karena gratis. Padahal mencegah penyakit itu lebih baik dari mengobati," katanya.
Editor : Iman Nurhayanto
Artikel Terkait