Rumah tempat pembuangan di Parapat itu juga menyimpan kisah menarik soal Sukarno menyanyi.
Pada akhir 1949, Sukarno menyanyi dari kamar mandi para tawanan republik. Lagu One Day When We’re Young yang dipopulerkan oleh penyanyi Johann Strauss itu bergema dan menembus dinding kamar mandi hingga bisa didengar jelas oleh orang-orang yang ada di luar ruangan tersebut.
Alih-alih merasa terhibur, Sutan Sjahrir justru merasa terganggu. Dengan ketus dia lantas berteriak. "Houd je mond!" teriak Si Bung Kecil (panggilan akrab Sjahrir) menyuruh Sukarno menutup mulutnya.
“Kisah-kisah itu adalah memori penting dalam sejarah. Sayang sekali, rumah sebagai lokasi kisah bersejarah itu malah jadi losmen. Tidak terawat lagi,” ujarnya.
“Sudah bolak-balik saya mengemukakan, tetapi tidak ada yang menggubris. Saya kira, harus diintervensi oleh pusat,” lanjut Azhari.
Agustina Wilujeng Pramestuti, selaku inisiator Kongres Sejarah Bung Karno langsung menyambut antusias tantangan tersebut.
“Diskusi penajaman lini masa ini merupakan rangkaian persiapan Kongres Sejarah Bung Karno, sebagai komitmen mempertemukan serpihan sejarah yang tercerai-berai, dan menjadikannya sebagai kekayaan bangsa Indonesia,” tutur Agustina, yang juga Wakil Ketua Komisi X DPR RI.
Editor : Iman Nurhayanto
Artikel Terkait