Hari ini, Biotek meluncurkan dua produknya yakni "Viradef itu antivirus, jadi dia itu berhadapan dengan virus Covid, Influenza termasuk juga Hepatitis.
Tidak ada satupun obat antivirus yang bisa menekan virus kecuali Viradef. Biasanya kan obat itu menunggu pasiennya pulih baru imun tubuhnya sendiri yang berhadapan dengan virus, kalau Viradef akan meningkatkan supaya cepat pulih dan langsung berhadapan dengan virus," jelasnya.
Sedangka Regimun berfungsi untuk autoimun atau overaktif imun.
"Jadi selain autoimun juga biasa dipakai untuk anti radang," imbuhnya.
Toni Lay mengatakan saat ini masyarakat yang ingin menggunakan kedua obat tersebut tidak perlu menggunakan resep dokter.
"Obat ini tanpa resep dokter, makanya saya sampaikan ke publik obat inikan antivirus dengan bahan herbal memenuhi syarat aman maka diijinkan dan diedarkan. Secara efikasi obat ini aman dan bisa kita adu dengan obat kimia, kita punya efikasi lebih kuat daripada obat kimia. Obat ini yang namanya ujiklinis tinggal ketok palu," bebernya.
Obat produksi PT Biotek saat ini sudah ditemui di pasar, Viradef dengan isi 120 harga Rp1 juta.
Toni berharap pemerintah Indonesia mendukung perusahaan-perusahaan yang berinkubasi.
"Seperti kami, kami kan semua produk ciptaan kami dan kami tidak meniru produk orang lain. Mungkin di Indonesia cuman satu yang seperti kita, semua produk ciptaan sendiri tidak ada di pasar yang memiliki produk seperti kita," ujarnya.
Oleh itu, Toni Lay meminta DPR RI untuk mendorong pemerintah supaya lebih cepat mendukung kemandirian obat nasional.
Editor : Iman Nurhayanto
Artikel Terkait