SEMARANG, iNewsJatenginfo.id - Himpunan Mahasiswa Profesi Teknik Kimia (HMPTK) Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang ( FT Unnes ) berhasil memanfaatkan limbah mangrove menjadi pewarnaan batik.
Berkat inovasi tersebut, mereka diganjar penghargaan dari Leprid.
Lembaga Prestasi Indonesia Dunia (Leprid) memberikan apresiasi atas penciptaan rekor batik cap motif alam dengan pewarna alam dari limbah mangrove sepanjang 328,17 meter.
Penghargaan diberikan kepada Dekan Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang Nur Qudus selaku inisiator, HMPTK (pemrakarsa dan penyelenggara), Himpunan Mahasiswa Profesi Pendidikan Kesejahteraan Keluarga (HIMPRO PKK) penyelenggara dan pendukung Fakultas Teknik Unnes.
“Hingga saat ini Leprid telah mencatat 36 kali Unnes menorehkan rekor dan prestasi baik di tingkat nasional maupun internasional,” kata Direktur Leprid Paulus Panagka, Jumat (27/5).
“Prestasi ini merupakan pencapaian yang luar biasa dan semoga menjadi inspirasi bagi lembaga pendidikan lainnya untuk berlomba dalam berprestasi,” katanya.
Pemanfaatan limbah mangrove ini dilatarbelakangi oleh banyaknya serasah dari mangrove yang berserakan, seperti daun dan buah yang jatuh dari pohon, tanaman mangrove yang mati, kotornya lahan penanaman di wilayah Ekowisata Mangrove Kelurahan Mangunharjo, Tugu, Semarang.
Keunikan dari batik ini selain perpaduan capnya adalah pewarnanya berasal dari bahan alam, limbah mangrove yang diolah sendiri untuk mendapatkan ekstrak warna alami yang digunakan dalam pewarnaan batik.
Warna yang akan terlihat pada batik yang akan dihasilkan berwarna cokelat tua dan putih dari warna asli kainnya.
Editor : Iman Nurhayanto