get app
inews
Aa Read Next : Raih Emas Pada Olimpiade Paris 2024, Veddriq Leonardo dan Rizki Juniansyah Kantongi Bonus Rp6 M

Kisah Pelatih Gregoria Meneteskan Air Mata Jauh Sebelum Raih Perunggu Olimpiade Paris 2024

Rabu, 07 Agustus 2024 | 18:48 WIB
header img
Pelatih tunggal putri Indonesia, Herli Djaenuddin meneteskan air mata jauh sebelum anbak buahnya Gregoria Mariska Tunjung meraih perunggu Olimpiade Paris 2024. (Foto: PBSI/Badmintonphoto/Yohan Nonotte)

PARIS, iNewsJatenginfo.id - Pelatih tunggal putri Indonesia, Herli Djaenuddin meneteskan air mata jauh sebelum anbak buahnya Gregoria Mariska Tunjung meraih perunggu Olimpiade Paris 2024. Dia menangis di babak 16 Besar saat melawan wakil Korea Selatan, Kim Ga Eun.

Gregoria membuat kejutan dengan berhasil meraih medali perunggu Olimpiade Paris 2024. Ini merupakan medali pertama bagi Indonesia sekaligus menjadi satu-satunya di cabang olahraga bulu tangkis Olimpiade Paris 2024.

Momen bangga pun dirasakan Herli karena Gregoria menunjukkan perjuangan yang tidak kenal lelah. Salah satunya di laga babak 16 Besar kontra Kim Ga Eun yang menjadi momen penentu Gregoria melangkah jauh.

Terlebih di laga itu, Gregoria harus bermain sangat ketat untuk bisa mengamankan tiket ke perempat final. Laga berakhir dramatis, terutama di gim ketiga dengan skor 21-4, 8-21, dan 23-21.

"Keluar air mata betulan (usai laga lawan Kim). Saya melihat bahwa itu penentuan menang atau kalah," ucap Herli dalam konferensi pers virtual yang digelar NOC Indonesia, dikutip Rabu (7/8/2024).

"Jadi saya bilang ke Jorji -sapaan akrab Gregoria- kamu harus berani mutusin pada saat poin-poin kritis. Kita sudah ada pola latihan pada saat poin kritis seperti apa. Saya cuma mengingatkan saja," tambahnya.

"Jadi pola itu saya ingatkan 'ingat latihan seperti ini', dia ulang memorinya langsung berubah pola mainnya," lanjutnya.

Herli pun menilai apa yang dicapai Gregoria di laga tersebut bukan semata-mata karena dirinya. Tetapi, juga performa sang anak asuh yang tampil berani dalam membuat atau mengubah keputusan.

"Tentunya semuanya tergantung ke Jorjinya. Ternyata dalam keadaan poin kritis dia berani mutusin mengubah pola. Jadi yang hebat Jorjinya. Jorjinya yang hebat," tutupnya.

Editor : Iman Nurhayanto

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut