Bambang Pacul Dinilai Paling Tepat Jadi Gubernur Jateng, Berikut Profilnya

SEMARANG, iNewsJatenginfo.id - Nama Bambang Wuryanto alias Bambang Pacul memang telah terkenal dalam dunia politik Indonesia. Sosok yang acap bicara blak-blakan ini adalah Ketua DPP PDI Perjuangan, juga Ketua DPD PDI Perjuangan Jawa Tengah, sekaligus Ketua Komisi III DPR RI yang membidangi hukum, hak asasi manusia, dan keamanan. Tak heran jika kiprahnya selalu memantik perhatian publik.

Namun, kini Bambang Pacul jadi magnet baru di kalangan yang lebih luas justru karena idiom korea yang dipopulerkannya. Idiom korea memang telah menghuni benak banyak warga kelas bawah di Jawa, terutama Jawa Tengah. Tapi, ketika idiom itu dibawa dan dipopulerkan kembali oleh Bambang Pacul, istilah korea jadi memiliki makna yang lebih luas, terkait dengan lingkup pemaknaan politik.

Baca Juga

Inilah Figur Bambang Pacul yang Dinilai Pengamat Politik Paling Cocok Menjadi Gubernur Jateng

Menurut Bambang Pacul, istilah korea mengacu pada orang-orang dari kelas bawah yang mempunyai kehendak subjektif tinggi untuk melenting ke atas. Seorang korea mempunyai semangat kejuangan untuk keluar dari belenggu kemiskinan.

Dicalonkan Banyak Pihak
Kini, Panglima Besar Korea-korea itu diniai banyak pengamat politik sebagai sosok yang paling pas untuk dimajukan PDI Perjuangan sebagai calon Gubernur Jawa Tengah.

‘’Bambang Pacul merupakan pilihan bagus dari PDI Perjuangan untuk diusung sebagai calon gubernur dalam Pilkada 2024. Ketua DPD PDIP Jawa Tengah itu memiliki modal organisasi dan jaringan yang kuat sebagai calon pemimpin,’’ nilai pakar politik Undip Yuliyanto MSi.

Baca Juga

Bambang Wuryanto Dianggap Pilihan Tepat untuk Gubernur Jateng, Begini Kata Puan Maharani

Founder Cyrus Network, Hasan Nasbi, menilai  Bambang Pacul sebagai sosok yang bisa mengonsolidasi Jateng dan simbol rekonsiliasi seusai Pilpres 2024.

"Ini aspirasi dan simbol rekonsiliasi. Korea  jadi Gubernur Jawa Tengah jadi simbol rekonsiliasi. Dan saya yakin seluruh republik atau elite setuju," ungkap Hasan.

Editor : Iman Nurhayanto