SOLO, iNewsJatenginfo.id - Kasus dugaan suap yang terjadi di ajang Konferensi Cabang (Konfercab) PCNU Kota Surakarta makin memanas.
Ini setelah pihak Ketua Tanfidziyah terpilih yakni HM Mashuri enggan menanggapi dugaan yang tengah jadi buah bibir di kalangan warga nahdliyin Kota Solo itu.
Dalam tanggapannya di awal kasus ini mencuat, Mashuri menyebut bahwa pihaknya tidak ingin menaggapi tudingan itu karena semua sudah dipasrahkan ke PBNU dan PWNU.
"Konfercab sudah selesai, yang memimpin PBNU dan PWNU. Kalau ada duga dan praduga, prasangka dari kelompok nggak jelas, nggak akan kami tanggapi. Itu kan hanya prasangka. Kami pasrahkan ke hierarki di atas kami," katanya Mashuri.
Jawaban ini tentu saja membuat Satgas Tim Penjaga Marwah NU sebagai pihak yang mengungkap kasus dugaan suap konfercab, tidak puas.
Muhammad Burhanudin Hilal Adnan atau Gus Burhan selaku ketua satgas tersebut mendesak agar diadakan debat terbuka untuk bisa mengungkap dengan jelas kasus yang terjadi.
"Ayo diadakan Mudzakaroh, diadakan Batsul Masail atas kasus ini, agar didapat suatu fatwa hukum agama yang jelas. Jangan tidak ditanggapi, karena seorang pimpinan apalagi Rois Syuriah dan Ketua NU adalah panutan umat. Jadi harus memberikan contoh yang baik dalam segala hal hukum agama," ungkap Gus Burhan saat bertemu awak media pada Rabu 12 Juni 2024, di sebuah coffeshop di Laweyan, Kota Solo.
"Kalau perlu kami Tim Penjaga Marwah NU mengajak debat terbuka atau Batsul Masail kepada para terduga penyuap dan penerima suap, untuk memperjelas status hukum secara agama kejadian ini. Sehingga tidak dikatakan prasangka. Hal ini sangat penting karena akan menjadi acuan umat. Karena Rois Syuriah dan Ketua MWC NU adalah gambaran teladan pimpinan agama (NU) se kecamatan," lanjut Gus Burhan.
Editor : Iman Nurhayanto