Pria yang juga dikenal sebagai seorang seniman puisi, Gus Mus membacakan puisi berjudul "Apakah Kau Terlalu Bebal, atau Aku Terlalu Peka" yang membahas tentang Palestina dan menyampaikan pesan kemanusiaan. Ia menyinggung pula perilaku politisi dan korupsi dalam puisinya.
Terlepas dari dinamika politik, Gus Mus menanggapi santai keterlibatan tokoh agama dan seniman dalam politik praktis. Ia menyatakan bahwa hal tersebut adalah fenomena biasa dan manusiawi.
"Jangankan Seniman, ustaz juga ada yang eror. Hanya saja kita berupaya jangan sampai semuanya eror," tandasnya.
Gus Mus menegaskan bahwa dirinya tidak akan terlibat dalam politik praktis dan tidak memberikan dukungan kepada siapapun. Ia menyoroti pula kurangnya kreativitas bangsa Indonesia dalam mengangkat budaya sebagai panglima, mengingat pentingnya budaya yang mengedepankan rasa.
Ketua FWPJT Damar Sinuko, mengatakan, acara ini merupakan amanah dari Gus Mus langsung agar masyarakat tidak meninggalkan ke-Indonesia-annya di masa Pemilu ini.
Selain Gus Mus, sejumlah budayawan kenamaan hadir dalam acara tersebut, diantaranya Sutanto “Mendut”, Nasirun, Timur Sinar Suprabana, Sosiawan Leak, Beno Siang Pamungkas, Triyanto Triwikromo dan grup Rebana “Laila Majenun”. Penyair Sutardji Calzoum Bachri berhalangan hadir karena sakit.
Editor : Iman Nurhayanto