“Kalau pelaksana internal rumah tangga itu kan sekretaris, ya sama seperti di Kota Semarang. Ada Pak Sekda yang banyak berfokus di administrasi. Kalau urgen baru mewakili, tapi lebih banyak menata rumah tangga. Camat dan lurah juga harus demikian,” katanya.
Dia mengimbau kepada seluruh lurah di Kota Semarang untuk tidak sekadar datang, duduk, dan pulang, serta tidak malas bergerak. Menurutnya, pemimpin yang datang untuk duduk kemudian pulang adalah gaya lama yang sudah tidak relevan dengan kebutuhan masyarakat saat ini.
“Pola harus diubah, ada waktu di kantor, ada juga waktunya di lapangan. Tujuannya tentu biar Camat dan lurah bisa memantau langsung perkembangan dan kebutuhan masyarakat,” terang dia.
Pola turun ke lapangan secara langsung tentu bertujuan menyentuh langsung ke masyarakat. Meski secara sederhana, hal itu penting, yakni menyerap langsung permasalahan di masyarakat.
Sebagai perangkat pemerintahan paling dekat dengan masyarakat, lurah punya akses yang lebih memerinci. Informasi dari masyarakat kerap luput dari perhatian OPD.
Editor : Iman Nurhayanto