get app
inews
Aa Read Next : Inilah Tampang Buron Korupsi Kredit BPD Jateng Cabang Cilacap

Diuji 5 Kali, Kejagung Tekankan Kasus Kopi Sianida Jessica Selesai Secara Hukum

Rabu, 11 Oktober 2023 | 12:52 WIB
header img
Kapuspenkum Kejagung Ketut Sumedana menyatakan Kejagung menegaskan kasus kopi sianida dengan terpidana Jessica Wongso yang kembali viral sudah selesai karena telah diuji dalam berbagai tingkatan pengadilan. (Foto: MPI)

JAKARTA, iNewsJatenginfo.id - Kejaksaan Agung (Kejagung) menegaskan kasus kopi sianida yang menewaskan Wayan Mirna Salihin dengan terpidana Jessica Kumala Wongso telah selesai secara hukum. Kasus tersebut kembali viral setelah film dokumenter bertajuk "Ice Cold: Murder, Coffee and Jessica Wongso" dirilis oleh Netflix.

Kepala Pusat Penerangan Hukum (Kapuspenkum) Kejagung Ketut Sumedana mengatakan, Jaksa Penuntut Umum (JPU) telah menjalankan tugas pembuktian kasus pembunuhan Mirna dalam lima tingkatan sidang. Mulai dari sidang perkara di pengadilan negeri, sidang banding, sidang kasasi, dan dua kali sidang peninjauan kembali (PK) di Mahkamah Agung (MA).

"Kasus itu telah selesai oleh karena telah diuji lima kali berbagai tingkatan pengadilan mulai dari pengadilan Negeri, pengadilan tinggi, Mahkamah Agung bahkan telah dua kali dilakukan upaya hukum luar biasa berupa PK," ujarnya kepada wartawan, dikutip Rabu (11/10/2023). 

Ketut enggan membahas lagi soal substansi pokok perkara termasuk proses pembuktian perkara tersebut. Sebab hal tersebut sudah dilakukan JPU kepada lima majelis hakim yang berbeda.

"Sehingga menurut saya pembuktian tersebut telah sempurna menunjukkan saudara Jessica adalah pelakunya, sebagai orang yang dipersalahkan berdasarkan putusan pengadilan yang telah mempunyai hukum tetap," ujarnya.

Sebagai aparat penegak hukum, pihaknya harus menjunjung tinggi kerja dan proses yang telah berjalan sekitar hampir tujuh tahun lalu. Di sisi lain, dia juga mengingatkan asas hukum res judicata pro veritate habetur atau asas Res Judicata yang berarti semua putusan hakim harus dianggap benar.

Kasus itu dianggap sudah melalui proses yang benar, sistem pembuktian yang benar, dan melakukan penilaian terhadap alat-alat bukti yang diajukan, serta ditambah dengan keyakinan hakim.

"Tidak ada alasan bagi kita untuk menyatakan ada kekeliruan maupun kesalahan dalam mengambil keputusan oleh majelis hakim yang hanya berdasarkan opini yang dibangun dalam film dokumenter," tuturnya.

Editor : Iman Nurhayanto

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut