JAKARTA, iNewsJatenginfo.id - Sabu atau metamfetamin berbentuk kristal mirip gula dan berpengaruh kuat terhadap saraf. Saat saraf pusat terkena, klaim efek sabu yang dirasakan pengguna adalah peningkatan fokus, mood, dan rasa percaya diri selama beberapa saat.
Namun, efek dari sabu tersebut bersifat semu. Justru bahaya sabu bagi tubuh yang bisa didapatkan.
Berikut ini sederet efek samping sabu yang berbahaya bagi kesehatan:
1. Bikin Kecanduan
Apa pun yang bikin candu tidak baik bagi kesehatan. Efek candu disebabkan oleh saraf otak yang terpengaruh zat tertentu. Otak akan mengeluarkan dopamin (hormon pengendali emosi), terutama di area yang berhubungan dengan reward.
Efek inilah yang akhirnya membuat pengguna ingin memakai sabu terus-menerus. Pengaruh zat kimia pada otak tersebut juga menyebabkan pengguna sangat sulit berhenti. Oleh karena itu, jangan ragu untuk konsultasi dengan dokter bila kamu punya masalah kecanduan akan suatu zat.
2. Bisa Kena Infeksi Berbahaya
Efek sabu bisa berasal dari penyuntikan. Tindakan ini akan meningkatkan risiko terkena penyakit infeksi berbahaya, seperti hepatitis B, hepatitis C, hingga HIV/AIDS. Bahaya sabu ini khususnya ditemukan pada pengguna jarum suntik bergantian.
Tidak hanya itu, efek dari sabu juga membuat pengguna tidak bisa berpikir jernih, sehingga dapat melakukan hubungan seksual berisiko. Hubungan intim pun dapat menjadi sumber penularan HIV atau hepatitis.
3. Perubahan pada Tubuh dalam Jangka Pendek dan Panjang
Dampak buruk sabu jika digunakan dalam jangka pendek, yaitu:
- Nafsu makan berkurang
- Berat badan menurun drastis
- Insomnia
- Memicu perilaku hiperaktif
- Napas lebih cepat dan pendek-pendek
- Detak jantung lebih cepat dan tidak teratur
- Tekanan darah meningkat
- Suhu tubuh meningkat
Pengguna sabu cenderung akan ketergantungan dengan obat terlarang ini. Padahal, jika sabu terus-menerus dimasukkan ke tubuh, efek jangka panjang yang bisa timbul adalah:
- Gizi buruk
- Kerusakan gigi
- Gatal parah hingga timbul luka karena terus-menerus digaruk
- Kelainan struktur dan fungsi otak
- Kehilangan memori (amnesia)
- Kebingungan (linglung)
4. Merusak Kesehatan Mental
Bukan cuma mengganggu kinerja saraf dan fungsi organ-organ penting di dalam tubuh, efek samping sabu lainnya yang bisa dirasakan adalah kesehatan mental menurun. Ketika telanjur ketergantungan, sejumlah masalah psikis yang bisa timbul sebagai dampak buruk sabu adalah:
- Gangguan kecemasan
- Takut berlebihan (paranoid)
- Tidak bisa membedakan kenyataan dan imajinasi
- Sering berlaku kasar dan agresif, hal ini bisa berujung pada tindak kejahatan
- Bahaya sabu seperti “lingkaran setan”. Berbagai gangguan di atas biasanya terjadi ketika pengguna mendadak menghentikan pemakaian sabu ataupun menurunkan dosisnya secara drastis (sakau).
Dia mungkin berpikir, sabu bisa membantu mengatasi masalah mental. Padahal, sabu merupakan biang kerok munculnya gangguan mental. Karena itu, pengguna sabu perlu mendapatkan rehabilitasi yang tepat.
5. Kerusakan Fungsi Organ yang Berujung Kematian
Ada kalanya pengguna sabu merasa dosis yang biasanya tidak mempan lagi di tubuh. Alhasil, ia mengonsumsi lebih banyak obat terlarang tersebut demi mendapatkan efek yang maksimal, sekali pun berisiko mengalami overdosis.
Efek overdosis sabu dapat menyebabkan serangan jantung, stoke, dan gangguan pada organ lain hingga menimbulkan kematian. Jika sedari awal pecandu sudah memiliki masalah kesehatan, efek samping sabu tersebut bisa dialami lebih cepat. Bahaya sabu bagi kesehatan tidak bisa dimungkiri lagi. Benda terlarang ini pun bisa merusak tingkat kesejahteraan ekonomi penggunanya. Ditambah lagi, pengguna sabu juga akan memiliki hubungan yang kurang harmonis dengan masyarakat di lingkungan sekitarnya. Oleh karena itu, jauhkan narkoba dari hidup kamu. Masih banyak cara lain yang lebih sehat jika ingin mencari kebahagiaan, ketenangan, dan fokus. #JagaSehatmu dengan tidak mengonsumsi zat terlarang yang bisa merusak tubuhmu.
Jangan tunggu sakit, chat dokter online kalau kamu punya keluhan kesehatan yang mengganggu aktivitas. Yuk, kita sama-sama menjalankan pola hidup sehat, dapatkan tipsnya lengkap di aplikasi KlikDokter, ya!
(Penulis: Enrich dr. Sara)
Editor : Iman Nurhayanto