Dalam kegiatan Syawalan Kebangsaan itu para kader Muhammadiyah, atau anggota Muhammadiyah atau setidaknya simpatisan Muhammadiyah yang saat ini menjadi anggota DPR RI, DPRD Jateng, DPRD Kabupaten/Kota dihadirkan. Termasuk juga pejabat eksekutif di wilayah Jawa Tengah, serta aktivis Muhammadiyah yang menduduki jabatan publik lainnya.
Politisi yang hadir antara lain, anggota Komisi IX DPR Dr. Edy Wuryanto, SKep., MKep. anggota Komisi II DPR Riyanta, keduanya berasal dari Fraksi PDI Perjuangan, Wakil Ketua Komisi D DPRD Jateng Hadi Santoso, ST., MSi. dari Fraksi PKS, anggota Komisi D DPRD Jateng Sri Hartini, ST dari Farksi Gerindra, anggota DPRD Jateng dari Fraksi Golkar Yusuf Hidayat.
Selain itu ada juga anggota DPRD Kabupaten Kudus dari PAN Budiono, DPRD Kabupaten Karanganyar, Aan Shofuanudin Golkar dan Junedi PDI Perjuangan, DPRD Kota Semarang, Umi Surotuddiniyah dan Wahid PAN, DPRD Kota Pekalongan Makmur Sofyan dan Riza Astian PAN.
Hadir juga para kader Muhammadiyah yang menjabat Komisioner KIP Jateng, ORI Perwakilan Jateng, KPU Jateng, anggota KPU dan Bawaslu dari kabupaten/kota, dan aktivis Forum Demokrasi Berkemajuan.
Ketua LHKP PWM Jateng, Khafid Sirotuddin selaku panitia penyelenggara kegiatan menyampaikan bahwa kegiatan ini baru awal, yang nantinya akan terus dilakukan dengan berbagai bentuk acara, sehingga kader Muhammadiyah yang tersebar di berbagai bidang dapat menjalin sinergi positif.
“LHKP Jawa Tengah diisi oleh para tokoh publik, baik sebagai pimpinan lembaga publik, dan politisi. Kami akan terus meningkatkan sinergi dengan pada kader Muhammadiyah lainnya yang kebetulan hari ini belum diundang, nantinya kan kita hadirkan dalam acara yang lebih besar lagi,” ucap Hafid sembari memperkenalkan anggotanya satu per satu.
Kemudian acara dilanjutkan dengan Tausiyah Kebangsaan oleh Ketua PWM Jateng Tafsir yang menyampaikan apresiasinya kepada kader yang berhidmat di jalur politik. Menurutnya, berdakwah di masjid dan forum-forum pengajian itu sesuatu yang biasa, tetapi berdakwah di jalur politik itu sesuatu yang luar biasa, terutama tantangan yang akan dihadapi.
“Kita sadar bahwa dakwah itu butuh dukungan sumber daya manusia yang merupakan bahan baku penting di dalam dakwah. Yang tak kalah pentingnya lagi adalah kekuasaan, tanpa kekuasaan dakwah tidak lancar. Maka jangan meremehkan kekuasaan,” ucap Tafsir.
Editor : Iman Nurhayanto
Artikel Terkait