Melalui gerakan itu, setiap anggota DPRD dan kepala daerah kader PDI Perjuangan diwajibkan untuk mendampingi kelompok tani, menanam pohon bahan makanan pendamping beras dan mendorong peningkatan nilai ekonomi komoditi pertanian.
Bahan pangan pendamping beras sebetulnya bernilai ekonomi yang tinggi, namun tergeser oleh pola konsumsi beras yang sudah sangat mengakar di masyarakat. Nilai ekonomi singkong , misalnya, dapat dilihat dari nilai perdagangan singkong dan produk olahannya. Singkong juga dapat diolah menjadi berbagai produk, seperti tepung, keripik, dan gaplek.
Pada 2023, nilai perdagangan bahan baku singkong di Indonesia mencapai Rp 20 triliun per tahun. Indonesia merupakan salah satu negara penghasil singkong terbesar di dunia. Selain itu, singkong kaya akan vitamin A, vitamin C, dan beta-karoten, bermanfat sebagai sumber energi yang rendah lemak dan bebas kolesterol, mampu tumbuh baik di lahan subur maupun marjinal, serta teknologi budidayanya sederhana.
“Satu batang pohon singkong dapat menghasilkan sekitar 7 kg singkong. Bisa dihitung, berapa besar volume produksi apabila ditanam dalam skala luas,” jelas Agustina.
Dia menambahkan, gerakan pendampingan menanam pohon bahan pangan pendamping beras akan menjadi acara berkala yang dilaporkan setiap tahun pada hari ulang tahun Ibu Mega .
“ini sebagai hadiah Istimewa dari para kader PDI Perjuangan kepada Ibu Mega yang pada 23 Januari 2025 berulang tahun ke-78,” kata Agustina.***
Editor : Iman Nurhayanto
Artikel Terkait