KUDUS, iNewsJatenginfo.id - Biaya pengobatan para pengungsi yang menjalani pengobatan di rumah sakit di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, ditunggung Pemerintah Kabupaten Demak, Jawa Tengah. Hal tersebut menyusul adanya informasi dari Dinas Kesehatan Kabupaten Kudus bahwa ada warga Kabupaten Demak yang mengungsi di Kabupaten Kudus dirujuk ke rumah sakit karena harus menjalani pengobatan lebih intensif.
Bupati Demak Eisti'anah mengatakan, pihaknya akan berkoordinasi terkait dengan biaya pengobatan warganya itu di rumah sakit di Kudus, agar nantinya ditanggung oleh Pemkab Demak.
“Sebetulnya, Kabupaten Demak sudah mencapai Universal Health Coverage (UHC) atau cakupan kesehatan menyeluruh bagi penduduk, sehingga mendapatkan keistimewaan aktivasi kartu jaminan kesehatan nasional (JKN) yang baru dalam tempo satu hari,” tuturnya saat ditemui setelah rapat koordinasi dengan Penjabat Bupati Kudus Muhamad Hasan Chabibie di Kudus, Jumat.
Akan tetapi, warganya yang menjalani rawat inap di rumah sakit di Kabupaten Kudus ketika hendak diuruskan pendaftarannya sebagai peserta JKN, identitas dirinya hilang karena rumahnya tergenang banjir.
"Informasinya ada puluhan warga Demak yang harus menjalani rawat inap maupun rawat jalan," ujarnya.
Pada kesempatan tersebut, dia juga menyampaikan terima kasih kepada Pemkab Kudus karena telah melayani warganya dengan baik, termasuk dalam hal pengobatan warganya yang mengalami sakit saat di pengungsian.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kudus Andini Aridewi mengungkapkan pengungsi asal Kabupaten Demak memang ada yang menjalani rawat inap di rumah sakit 10 orang, sedangkan rawat jalan 11 orang.
"Dari 21 pengungsi yang menjalani pengobatan tersebut, ternyata yang memiliki JKN hanya sembilan orang dan 11 orang belum memiliki JKN. Sebanyak tujuh orang di antaranya yang menjalani rawat inap dan dua orang rawat jalan," ujarnya.
Dalam rangka memantau kesehatan para pengungsi yang tersebar di rumah-rumah warga, Dinkes Kudus juga menerjunkan tim medis yang bertugas di posko pengungsian maupun keliling ke rumah-rumah warga yang dijadikan tempat pengungsian.
Petugas yang keliling, kata dia, ada 23 orang dengan jumlah petugas setiap tim tiga anggota. Selain dari petugas puskesmas juga dibantu petugas medis dari rumah sakit maupun asosiasi profesi.
Editor : Iman Nurhayanto
Artikel Terkait