SEMARANG, iNewsJatenginfo.id - Pulau Rempang berada di provinsi Kepulauan Riau. Badan Otorita Batam berencana merelokasi penduduk pulau Rempang, karena akan dibangun kawasan industri jasa dan pariwisata dengan nama Rempang Eco City. Hal ini kemudian memicu penolakan dan bentrokan dari warga dengan apparat keamanan. Warga tidak keberatan pembangunan, tetapi meminta pembangunan dilakukan tanpa menggusur perkampungan warga.
Menyikapi kasus tersebut, Lembaga Seni Budaya dan Olahraga (LSBO) Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Tengah menggelar acara Baca Puisi dan Doa Untuk Rempang, yang dikemas dalam acara Teras Singosari di Halaman Gedung Dakwah PWM Jateng, Jalan Singosari Raya, Selasa (19/9) malam.
Acara yang dibuka oleh Ketua PWM Jateng Dr. K.H Tafsir, dihadiri pengurus LSBO PWM Jateng, para seniman dan penyair serta masyarakat umum. Sebelum pembacaan puisi, diputarkan video profil Pulau Rempang dan sekilas sejarahnya hingga terjadi bentrokan.
Tampil perdana adalah penyair perempuan Semarang, Sulis Bambang yang membacakan puisi yang ada kaitannya dengan tragedi-tragedi rempang. Kemudian dilanjutkan oleh seniman dari Purworejo Dandung Danadi, yang juga Wakil Ketua LSBO PWM Jateng. Dengan iringan gitar, Dandung menyuarakan jeritan-jeritan rakyat yang tertindas lewat puisi.
Acara yang dipandu oleh Adhitia Armitrianto itu mengalir, dengan tampilnya para penyair lainnya yang membacakan puisi-puisi kritis atas tragedi rempang, atau kritik sosial atas berbagai penindasan. Antara lain, penyair Lukni Maulana yang juga Ketua Lesbumi PWNU Jateng, Unggul Subagyo, Teguh Satriyo, Nugroho WU, Munawir, Ruli Slam, Rizky (WALHI Jateng), serta orasi dari Dhika (LBH Semarang).
Editor : Iman Nurhayanto
Artikel Terkait