Air Mata Fatmawati di Balik Jahitan Suci Sang Saka Merah Putih

Qur'anul Hidayat
Fatmawati menjahit Sang Saka Merah Putih sambil berurai air mata karena terharu. (Foto: Ilustrasi/Dok Okezone)

Saat Agresi Militer, Husein Mutahar harus menjaga Sang Saka Merah Putih dengan mengambil risiko besar. Walaupun sempat ditangkap dan harus berjuang keras untuk melarikan diri dari tentara Belanda, H. Mutahar akhirnya berhasil membawa kembali Sang Saka Merah Putih ke Jakarta.

Setelah tiba di Jakarta, Pasukan Pengibar Bendera Pusaka yang pertama kemudian menjahit kembali Sang Saka Merah Putih yang terpotong. Setelah itu, bendera ini diberikan kepada Soedjono, yang merupakan orang kepercayaan Soekarno. Soedjono membawa Sang Saka Merah Putih ini pada Soekarno, yang saat itu dalam pengasingan di Bangka.

Mungkin selama ini banyak masyarakat Indonesia yang keliru tentang sejarah pembuatan bendera merah putih pertama. Sebenarnya, Sang Saka Merah Putih tidak dibuat dari kain seprai atau kain penjual soto.

Pembuatan bendera pertama ini diwujudkan sesuai keinginan Jepang yang memberikan janji kemerdekaan kepada bangsa Indonesia. Fatmawati memperoleh kain tersebut dari Chaerul Basri, kepala barisan propaganda Jepang. Kain tersebut terbuat dari katun halus yang diambil dari gudang yang berada di Jalan Pintu Air.

Selama proses penjahitan, Ibu Fatmawati mengalirkan air mata. Namun, air mata ini bukanlah tanda kesedihan, melainkan tanda keharuan.

Editor : Iman Nurhayanto

Halaman Selanjutnya
Halaman : 1 2 3

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network