Keutamaan Menuntut Ilmu di Bulan Ramadhan

*Oleh Muhammad Arief Albani
Muhammad Arief Albani. Foto: Ist

Allah SWT ber-Firman :
يٰۤاَيُّهَا الَّذِيۡنَ اٰمَنُوۡۤا اِذَا نَاجَيۡتُمُ الرَّسُوۡلَ فَقَدِّمُوۡا بَيۡنَ يَدَىۡ نَجۡوٰٮكُمۡ صَدَقَةً ‌ؕ ذٰ لِكَ خَيۡرٌ لَّكُمۡ وَاَطۡهَرُ ‌ؕ فَاِنۡ لَّمۡ تَجِدُوۡا فَاِنَّ اللّٰهَ غَفُوۡرٌ رَّحِيۡمٌ


Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu: "Berlapang- lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.
(QS. Al-Mujadalah : 11)

Nabi Muhammad SAW bersabda, “Barang siapa menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan mudahkan baginya di antara jalan menuju surga. Sesungguhnya malaikat meletakkan sayapnya sebagai tanda ridho pada penuntut ilmu. Sesungguhnya orang yang berilmu dimintai ampun oleh setiap penduduk langit dan bumi, sampai pun ikan yang berada dalam air.
Sesungguhnya keutamaan orang yang berilmu dibanding ahli ibadah adalah seperti perbandingan bulan di malam badar dari bintang-bintang lainnya. Sesungguhnya ulama adalah pewaris para Nabi. Sesungguhnya Nabi tidaklah mewariskan dinar dan tidak pula dirham. Barang siapa yang mewariskan ilmu, maka sungguh ia telah mendapatkan keberuntungan yang besar.” (HR. Abu Daud)

Tradisi mengkaji ilmu di kalangan ulama Ahlusunah wal Jama’ah khususnya menambah intensitas pertemuan selama bulan Ramadhan, telah mendarah daging. Terkhusus bagi umat Islam di Indonesia, terlebih bagi warga Jam’iyyah Nahdlatul Ulama, yang telah dicontohkan oleh Hadratussyaikh KH Hasyim Asy’ari.

Beliau Hadhratussyaikh KH Hasyim Asy’ari, dikenal sebagai seorang ulama yang rutin mengkhususkan sebulan penuh di bulan Ramadhan untuk mengkaji Shahih Bukhari di Pesantren Tebuireng, Jombang. Bahkan, yang mengkhususkan hadir mengikuti kajian tersebut adalah para kyai dari berbagai daerah di Nusantara termasuk guru beliau sendiri yakni Syaikhana Muhammad Kholil al-Bangkalani.

Dalam bahasa Arab kata Ilmu berarti mengetahui dan merupakan lawan kata jahlu yang artinya tidak tahu atau bodoh. Sedangkan menurut istilah, Ilmu atau yang lebih utama di sini adalah ilmu tentang penjelasan- penjelasan dan petunjuk yang diturunkan Allah SWT kepada Rasul-Nya menyangkut Al-Qur’an dan Hadits.

Meski begitu, bukan berarti bahwa ilmu yang lain tidak penting atau tidak dianggap dalam Islam. Ilmu-ilmu yang ada dalam kehidupan manusia dapat bermanfaat apabila ilmu tersebut menuntun manusia untuk lebih taat dan beriman kepada Allah SWT. Ilmu akan membuat seseorang mengetahui berbagai macam perkara dan menjauhkannya dari kebodohan sebagaimana yang disebutkan dalam firman Allah SWT :
اَمَّنۡ هُوَ قَانِتٌ اٰنَآءَ الَّيۡلِ سَاجِدًا وَّقَآٮِٕمًا يَّحۡذَرُ الۡاٰخِرَةَ وَيَرۡجُوۡا رَحۡمَةَ رَبِّهٖ‌ؕ قُلۡ هَلۡ يَسۡتَوِى الَّذِيۡنَ يَعۡلَمُوۡنَ وَالَّذِيۡنَ لَا يَعۡلَمُوۡنَ‌ؕ اِنَّمَا يَتَذَكَّرُ اُولُوا الۡاَلۡبَابِ


(apakah kamu Hai orang musyrik yang lebih beruntung) ataukah orang yang beribadat di waktu-waktu malam dengan sujud dan berdiri, sedang ia takut kepada (azab) akhirat dan mengharapkan rahmat Tuhannya? Katakanlah: "Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang- orang yang tidak mengetahui?" Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran. (Az Zumar : 9)

Menambah Intensitas di Bulan Ramadhan

Menambah intensitas kajian ilmu selama bulan Ramadhan memiliki berbagai keutamaan. Beberapa keutamaan mengkhususkan bulan Ramadhan untuk menambah durasi dalam mengkaji ilmu, diantaranya adalah :

Memperoleh ganjaran pahala seperti pahala ibadah dalam satu tahun. Sebagaimana diriwayatkan oleh Anas bin Malik ra, bahwa Rasulullah SAW bersabda :

“Barangsiapa hadir di majelis ilmu pada bulan Ramadhan maka Allah menulis bagi orang tersebut tiap-tiap jangkahan kakinya sebagai ibadah satu tahun.”

Dalam hal dilipatgandakannya pahala tersebut, sejalan dengan Hadits riwayat Thabrani ra, bahwa Rasulullah SAW berkata :

“Maka berhati-hatilah kalian pada bulan Ramadhan, sesungguhnya kebaikan-kebaikan di bulan Ramadhan itu dilipat gandakan pada apa-apa yang tidak dilipat gandakan dalam selain bulan Ramadhan, demikian pula kejelekan-kejelekan (juga dilipat gandakan),” (HR. Thabrani)
 
Tradisi menghidupkan sebulan penuh Ramadhan dengan menambah durasi kajian ilmu seperti yang dicontohkan Hadhratussyaikh KH Hasyim Asy’ari dan hingga kini tetap istiqomah berlangsung di Pesantren Tebuireng hendaklah dapat dimanfaatkan dengan baik oleh kita sekalian. Hadirilah setiap majelis-majelis ilmu yang diadakan di Masjid-Masjid maupun di Pesantren-Pesantren.

Sebagaimana sabda Rasulullah SAW :
مَنْ غَدَا إِلَى الْمَسْجِدِ لا يُرِيدُ إِلا أَنْ يَتَعَلَّمَ خَيْرًا أَوْ يُعَلِّمَهُ، كَانَ لَهُ كَأَجْرِ حَاجٍّ تَامًّا حَجَّتُهُ
“Siapa yang berangkat ke masjid yang ia inginkan hanyalah untuk belajar kebaikan atau mengajarkan kebaikan, ia akan mendapatkan pahala haji yang sempurna hajinya.” (HR. Thabrani)

Semoga, kita sekalian dapat memanfaatkan keberkahan bulan Ramadhan ini dengan memperbanyak mengkaji ilmu baik itu menghadiri majelis- majelis ilmu atau mengajarkan ilmu.

H. Muhammad Arief Albani, SS.
Wakil Ketua DPW PERINDO Jawa Tengah

 

Editor : Iman Nurhayanto

Sebelumnya

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network