BANJARNEGARA ,iNewsJatenginfo.id - Sebagai implementasi Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) sesuai dengan penerapan pembelajaran kurikulum merdeka, siswa SMPN 1 Pandanarum melakukan pengolahan sampah menjadi pupuk organik hingga penanaman jenis sayuran di lingkungan sekolah.
Sistem pengolahan dan penanaman ini menjadi satu program dari sekolah dalam menggugah dan meningkatkan pemahaman siswa terkait potensi alam di sekitarnya.
Kegiatan siswa bertajuk Program Bercocol Tanam Cara Asyik (Pockay) yang dilakukan oleh para siswa kelas VII SMPN 1 Pandanarum ini merupakan bagian dari upaya pengembangan karakter dan potensi siswa dalam bidang pertanian.
Praktisi yang juga guru tamu SMPN 1 Pandanarum Purwanto mengatakan, dalam Pockay ini, para siswa dilantih terkait pertanian, tak hanya itu mereka juga belajar mengolah sampah menjadi pupuk organik sebelum melakukan persemaian benih hingga penanaman.
Pockay sendiri merupakan satu upaya dalam memberikan pemahaman pada kalangan pelajar terkait pengolahan sampah menjadi pupuk organik, tak hanya itu mereka juga mempraktikkan langsung terkait penanaman aneka jenis sayuran.
Pemilihan jenis tanaman sayuran ini dilakukan karena wilayah tersebut sangat cocok untuk berbagai jenis sayuran seperti kubis, cabai, dan lainnya. Tak hanya itu, dalam pelatihan ini juga dicarikan jenis tanaman yang bisa dilakukan denga sistem tumpang sari.
"Ini bagian dari implementasi kurikulum merdeka, melalui Pockay ini, kami berharap para generasi muda ini tertarik dan mau merawat alam dan berani terjun dalam pertanian modern sebagai bekal bagi mereka di masa mendatang," katanya.
Sementara itu, Kepala SMPN 1 Pandanarum Supriadi berharap Pokay ini bisa menjadi model pembelajaran yang bisa mendukung transformasi pendidikan demi terwujudnya SDM yang unggul.
"Program ini dimulai dari pengolahan sampah menjadi pupuk hingga penanaman sayuran, kegiatan ini merupakan satu upaya dalam memaksimalkan sumberdaya yang ada di lingkungan sekolah," katanya.
Dikatakannya, sesuai dengan kurikulum merdeka, para siswa ini dituntut untuk leboh kreatis dan berkontribusi bagi lingkungan sekitarnya, sehingga mereka bisa terus belajar sepanjang masa. Kurikulum ini juga memberikan ruang seluas-luasnya pada peserta didik dalam melatih keterampilan dan kemampuan yang dimiliki.
Editor : Iman Nurhayanto
Artikel Terkait