GROBOGAN, iNewsJatenginfo.id - Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Wilayah Jawa Tengah lakukan pelatihan, pembentukan serta pendampingan kelompok HIV Care di Kantor Dinas Kesehatan, Kabupaten Grobogan, Selasa (27/12/2022).
Kegiatan itu merupakan program dari bidang pengabdian profesi IDI Wilayah Jawa Tengah.
Ketua IDI Cabang Grobogan dr. Djatmiko menyampaikan, Kabupaten Grobogan menempati peringkat keempat di Jateng kasus HIV.
“Kabupaten Grobogan menjadi peringkat ke-4 dalam penemuan kasus HIV AIDS,” ucapnya.
Hal itu menunjukan kesadaran masyarakat Grobogan tentang HIV AIDS cukup tinggi.
Dr Djatmiko juga menyebutkan ada pencapaian tiga zero meliputi infeksi baru, kematian AIDS, dan diskriminasi.
Sementara itu, menurut Wakil Ketua IV IDI Wilayah Jawa Tengah dr. Budi Palarto, SpOG, menyebutkan, IDI sebagai organisasi yang tidak hanya memikirkan kesejahteraan anggotanya, tetapi juga bersosialisasi dalam kesehatan masyarakat salah satunya kegiatan ini.
Tidak hanya itu, ia juga menyampaikan jika HIV AIDS tidak bisa diselesaikan oleh pemerintah saja.
“Kita kerjasama dengan Dinas Kesehatan dan organisasi masyarakat untuk sosialisasi, penemuan kasus, serta pengobatan,” ucap dr. Budi Palarto.
Oleh karenanya peran masyarakat sangat penting dalam mengatasi kasus HIV AIDS.
Beberapa materi disampaikan pada kegiatan tersebut, untuk materi pertama yaitu “Informasi Dasar HIV AIDS” disampaikan oleh narasumber dr. Titik Wahyuningsih, MKes.
Dr Titik menyampaikan dugaan adanya HIV AIDS dapat dilihat dari gejala demam, diare, batuk, berat badan menurun selama lebih dari satu bulan.
“HIV AIDS tidak menular melalui jabatan tangan, foto bersama maupun gigitan nyamuk,” ucapnya.
Menurutnya, salah satu yang bisa dilakukan dalam penanganan HIV AIDS yaitu datang ke klinik VCT yang secara khusus memberikan pelayanan konseling dan testing kepada pasien.
Materi berikutnya yakni “Menurunkan Stigma dan Diskiriminasi”, disampaikan oleh narasumber Gunawan Cahyo Utomo, MPH.
Ia menjelaskan HIV tidak hanya menginfeksi populasi kunci saja, tetapi sudah merambah pada populasi rentan atau masyarakat umum. AIDS bukan semata-mata masalah kesehatan saja.
“AIDS mempunyai implikasi politik, ekonomi, sosial, etis, agama dan hukum,” ucapnya.
Sedangkan materi terakhir yakni “Warga Peduli AIDS” yang disampaikan oleh dr. Siti Masfufah, MKes, selaku Ketua Bidang Pengabdian Profesi IDI Wilayah Jawa Tengah.
"Percepatan penanggulangan HIV AIDS harus dilaksanakan dalam program pemberdayaan masyarakat oleh WPA," ucapnya.
Dr. Siti menyampaikan kegiatan yang dapat dilakukan WPA antara lain sosialisasi, pendampingan, dan menfasilitasi kegiatan VCT.
Editor : Iman Nurhayanto
Artikel Terkait