Pihaknya juga berkoordinasi dengan Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah terkait pemanfaatan ruang di Galeri Kreatif Semarang untuk mendisplay sekaligus sebagai tempat bertransaksi orang-orang yang tertarik dengan hasil karya teman-teman penyandang disabilitas.
Menurutnya, ini menjadi wujud perhatian jajarannya untuk memenuhi kebutuhan penyandang disabilitas. Pihaknya berharap acara serupa dapat terus berkelanjutan ke depannya.
"Semoga kegiatan-kegiatan seperti ini tidak hanya setahun sekali tapi bisa di event-event tertentu sehingga mereka bisa ikut terlibat dalam pembangunan di Kota Semarang," tandas Mbak Ita.
Sementara itu, Deputi Bidang Perlindungan Anak Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Nahar yang hadir dalam acara tersebut menyatakan apresiasi dalam sambutannya. Dirinya berharap, Kota Semarang dapat menjadi inspirasi bagi daerah lain untuk mengadakan event serupa.
"Penyandang disabilitas ada perempuan dan anak-anak yang juga bagian dari kita. Angkanya ada 15% dari total jumlah penduduk. Karena merupakan bagian dari kita, maka sama dan mereka perlu diberikan peluang, akses untuk mengembangkan bakat dan kegiatan umumnya," ujar Nahar.
Menurut Nahar, Pemkot Semarang telah membuktikan jika Kota Lama tidak hanya spot berwisata tapi juga untuk mengembangkan potensi dan memasarkan berbagai produk.
"Satu bukti bahwa Pemerintah Kota Semarang sudah memfasilitasi itu, karena itu adalah kewajiban pemerintah kota. Kota Semarang membuktikan bahwa bisa mengakses Kota Lama bukan hanya untuk berwisata tapi juga untuk mengembangkan potensi dan memasarkan produk-produk hasil yang dibuatnya (penyandang disabilitas). Dari Semarang mudah-mudahan kota-kota lain juga akan ikut," lanjut Nahar.
Editor : Iman Nurhayanto
Artikel Terkait