BOYOLALI, iNewsJatenginfo.id – Dinas kesehatan (Dinkes) Kabupaten Boyolali menggelar sosialisasi dalam rangka menyongsong eliminasi TBC tahun 2026 di Puskesmas Kemusu. Sosialisasi yang diikuti Puluhan kader TBC di seluruh kecamatan setempat dilakukan karena kasus temuan TB Di wilayah ini, terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun.
Pemegang Program P2TB-HIV, Agung Nugroho, mengungkapkan, sosialisasi ini termasuk program dari P2TB yakni persiapan menyongsong eliminasi TBC di Kabupaten Boyolali tahun 2026 dengan inovasi kader TBC Ngekon.
"Peserta sosialisasi ini dari kader TB-HIV Ngekon 10 desa di Kecamatan Kemusu, tiap desa ada tiga peserta," ujarnya.
Dijelaskan, kegiatan ini bertujuan supaya secara khusus di Kecamatan Kemusu capaian suspek TBC tinggi serta pengobatan sukses 100 persen, artinya tidak ada yang DO atau resisten obat, sehingga pengobatan jadi lancar.
Agung menabahkan kasus TBC di Kemusu tahun 2022 sampai Desember ini ada 15 kasus TBC dan suspek ada sekitar 380 suspek TBC. Jumlah itu terjadi peningkatan dari tahun-tahun sebelumnya.
"Tahun 2019 kita cuma 10 persen capaian penemuan TBC serta suspeknya cuma 80 persen. Kemudian tahun 2021 sampai 90 persen. Tahun 2022 ini insyaallah 100 persen," ujarnya.
Pihaknya berharap untuk kedepan supaya kader TBC Ngekon bisa maksimal dalam perannya untuk mengeliminasi penyakit TBC di Kecamatan Kemusu dan mendukung proses eliminasi di Kabupaten Boyolali tahun 2026 dan secara umum Indonesia di tahun 2030.
Sementara itu, Kepala Puskesmas Kemusu, Sugito, mengatakan, penemuan TBC itu sesuai target yang ditargetkan Dinas Kesehatan Kabupaten Boyolali. Setiap Puskesmas targetnya berbeda-beda sesuai dengan luas wilayah masing-masing.
"Di Puskesmas Kemusu kemarin saat Hari Kesehatan Nasional mendapatkan penghargaan karena angka penemuan kasus suspek TBC nomor 3 se-Kabupaten Boyolali," ujarnya.
Menurut Sugito, setiap Puskesmas di Kabupaten Boyolali mempunyai kerangka acuan kegiatan atau kerangka acuan program yang hampir sama. Karena sama-sama dibawah naungan Dinas Kesehatan Kabupaten Boyolali. Perbedaanya hanya pada karakteristik masing-masing masyarakat.
"Jadi yang membedakan menurut pemikiran saya secara pribadi kelihatannya karena karakteristik masyarakat antara satu kecamatan dengan kecamatan lain itu berbeda dalam hal kesadaran dalam pemeriksaan kesehatan masing-masing," ujarnya.
Pihaknya menghimbau kepada masyarakat untuk lebih memperhatikan pentingnya menjaga kesehatan, karena kesehatan itu menjadi investasi ke depan di bidang pembangunan kesehatan masyarakat khususnya di Kecamatan Kemusu dan umumnya Indonesia.
Editor : Iman Nurhayanto
Artikel Terkait