Manfaat Dan Potensi Transformasi Pendidikan di Indonesia

Arif Afruloh
Ilustrasi Pendidikan. Foto: Ist

Dunia pendidikan Indonesia sampai hari ini terus saja dihadapkan dengan berbagai persoalan yang ada, baik akses pendidikan, sarana dan prasarana, kualitas tenaga pendidik yang rendah, semangat belajar siswa yang menurun setelah pandemi Covid-19, hingga kebijakan Pemerintah yang cenderung tidak ramah difabel. Berangkat dari berbagai permasalahan yang ada tentu Pemerintah perlu berbenah dengan mengeluarkan kebijakan-kebijakan yang dapat memperbaiki kondisi hingga melakukan akselerasi dalam dunia pendidikan.

Pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) memegang kendali penuh dalam persoalan dunia pendidikan Indonesia. Di era digital seperti saat ini, tentu perlu ada tranformasi atau penyesuaian dengan kondisi dalam hal ini lingkup pendidikan. Transformasi bisa diartikan sebagai perubahan-perubahan yang dilakukan, maupun sebuah siklus, dimana proses tersebut terus berjalan yang dibuat relevan dan efektif dalam meningkatkan kualitas dalam hal ini peningkatan hasil capaian belajar siswa. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, tranformasi diartikan perubahan wajah atau rupa dalam wujud bentuk dan sifatnya.

Sedangkan pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara ialah proses belajar manusia seutuhnya dengan mempelajari serta mengembangkan potensi sepanjang hidupnya. Maka tranformasi pendidikan bisa diartikan sebagai perubahan-perubahan yang dilakukan manusia dengan mempelajari serta mengembangkan potensi sepanjang hidupnya. Dalam era digital seperti saat ini, maka tak heran rasanya perlu ada transformasi ke arah tersebut agar terjadinya proses belajar serta mengembangkan potensi yang ada dalam hidup peserta didik.

Sebagaimana diketahui bahwa sejak pandemi Covid-19 melanda Indonesia pada 2020 lalu, Kemendikbudristek telah mengelola setidaknya ada 11 ruang digital sebagai jaring pengaman serta akselerasi dalam dunia pendidikan. Diantaranya ada portal sumber belajar seperti bersama hadapi corona, tv edukasi, rumah belajar, guru berbagi, LMS siajar, membaca digital, aplikasi digital kejar paker A, B, dan C, pembelajaran digital oleh Pusdatin dan Seamolec, program sapa DRB, suara edukasi, hingga program belajar dari rumah. Kemendikbudristek juga meluncurkan ICE Institute agar proses pembelajaran jarak jauh (PJJ) dapat diakses oleh seluruh mahasiswa diseluruh tanah air.

Potensi Pengguna Internet

Perkembangan pengguna internet di Indonesia terus mengalami kenaikan. Hal tersebut diungkapkan Ketua Umum Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), Muhammad Arif pada saat Indonesia Digital Outlook 2022 di The Westin, Jakarta, Kamis (9/6/2022).

Ia menyampaikan bahwa pada saat ini setidaknya 77% dari penduduk Indonesia sudah menggunakan internet. Ia melanjutkan bahwa pertumbuhan ini sangat fantastis, terbilang dari tahun 2020 pengguna internet di Indonesia hanya sekitar 175 juta pengguna. Dan berdasarkan data yang dihimpun APJJI, pada tahun 2022 pengguna internet di Indonesia telah mencapai 210 juta pengguna aktif. Artinya dalam kurun waktu 2020 - 2022 ada penambahan sekitar 35 juta pengguna internet di Indonesia. Tentu efek pandemi Covid-19 sangat membawa dampak signifikan dengan bertambahnya jumlah tersebut, kata Muhammad Arif.

Dengan potensi pengguna internet yang besar serta dengan dukungan era digital seperti saat ini tentu menjadi modal berharga Kemendikbudristek dalam menentukan kebijakan kedepan.

Manfaat Transformasi Pendidikan

Pandemi Covid-19 tentu membawa efek yang sangat besar dengan keharusan siswa untuk mengakses proses belajar melalui kanal internet atau pembelajaran jarak jauh (PJJ). Hal tersebut seharusnya menjadi pantikan awal Kemendikbudristek dalam merancang kebijakan untuk melakukan akselerasi pendidikan melalui transfomrasi digital.

Dengan adanya aktualisasi ruang-ruang digital dalam dunia pendidikan, tentu akan memperkuat kolaborasi proses belajar, baik didalam kelas maupun diluar kelas. Dengan adanya berbagai platform belajar akan semakin memudahkan peserta didik belajar mandiri dan menemukan potensi dirinya.

Namun, hal tersebut tidak boleh menjadi fokus yang berlebihan. Kehadiran seorang guru tentu sangat berarti dalam proses pembelajaran, maka seorang guru dituntut memiliki kreatifitas dalam proses mengajar. Bagaimana seorang guru mampu melakukan elaborasi pembacaan hal-hal tekstual dengan hal empirik, dalam hal ini tentu buku juga tidak bisa dikesampingkan dalam proses belajar siswa. Hal tersebut bertujuan agar proses belajar peserta didik terarah dan terukur untuk kedepan dalam hal capaian hasil belajar.

Tentu, ini menjadi kabar baik yang harus dikawal bersama bagaimana tranformasi pendidikan dengan aktualisasi ruang-ruang digital tersebut agar berjalan dengan efektif. Kemendikbudristek memiliki tantangan besar dalam membuat kebijakan-kebijakan yang ada, namun masyarakat juga memiliki tanggungjawab dalam mengawal dan berperan dalam proses belajar siswa agar efektif dan terukur serta maksimal dalam capaian hasil belajarnya.

Editor : Iman Nurhayanto

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network