Matahari, bulan, bintang dan planet berputar sesuai gatis orbit-Nya. Laut, sungai, danau, gunung, air, malaikat, jin serta berbagai jenis hewan dan tanaman semua patuh, taat dan tunduk menjalani titah-Nya sebagai makhluk Tuhan. Tiada satupun daun yang tumbuh dan gugur diluar kontrol Tuhan yang Maha Kuasa. Hanya manusia, makhluk yang seringkali khilaf dengan akal dan nafsunya berbuat di luar batas kewajaran sebagai makhluk ciptaan Allah.
Manusia seringkali makan dan minum berlebihan sehingga menimbulkan berbagai penyakit degeneratif dan beragam penyakit infeksius yang muncul belakangan ini. Manusia mengeksplorasi dan mengekploitasi sumberdaya alam dengan mengabaikan daya dukung lingkungan.
Atas nama pembangunan, manusia sering mengalienasikan nilai kejujuran, keadilan dan keseimbangan lingkungan dalam membangun infrastruktur sekedar untuk mengejar pertumbuhan ekonomi, namun tuna keadilan terhadap kelangsungan hidup hewan, tanaman dan rusaknya lingkungan hidup.
Akibatnya alam semesta dan makhluk ciptaan Tuhan selain manusia, berusaha sekuat tenaga mengembalikan keseimbangan alam semesta, ekosistem kehidupan. Banjir, gunung meletus, tanah longsor, global warming, pandemi Covid-19 hanyalah reaksi alamiah atas kedzaliman laku manusia terhadap alam dan lingkungan hidup.
Tidak ada seorang/seekor/sebuah makhluk-pun yang diciptakan Tuhan sia-sia dan tanpa manfaat bagi manusia. Sebagaimana firman-Nya : "Rabbana ma khalaqta hadza batila, faqina adzab-an-nar". Selaras dengan sabda Nabi saw : "Cukuplah sebuah kematian menjadi pengingat bagi kita".
Tidak cukupkah kematian 157.000 orang lebih warga negara Indonesia selama pandemi Covid berlangsung 2 tahun sebagai pengingat kita?
Editor : Iman Nurhayanto
Artikel Terkait