SURAKARTA, iNewsJatenginfo.id - Sempat tertunda dua tahun, Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Haedar Nashir bersyukur karena Muktamar dapat dilaksanakan tahun 2022 di Surakarta.
Sebelumnya direncanakan Muktamar ke 48 Muhammadiyah dan Aisyiyah di gelar tahun 2020, namun karena pandemi Covid-19 terpaksa harus ditunda.
"Alhamdulillah pada hari ini, Sabtu (19/11/2022) Muhammadiyah dan Aisyiyah dapat melaksanakan pembukaan Muktamar ke-48 di Surakarta , yang sempat tertunda karena musibah Covid-19, semoga pandemi dapat berakhir meski saat ini belum sepenuhnya berakhir," ucapnya.
Dihadiri langsung oleh Presiden Joko Widodo untuk membuka kegiatan, Haedar mengucapkan terimakasih.
"Izinkan kami secara khusus menyampaikan terimakasih atas kehadiran Bapak Presiden RI dan Ibu Negara dalam pembukaan Muktamar. Sekaligus kami mengucapkan Selamat kepada Bapak Presiden yang berhasil memimpin Presidensi G20," ucap Ketua PP Muhammadiyah tersebut.
Dihadapan Presiden Jokowi dan seluruh warga persyarikatan yang hadir di Stadion Manahan Solo, Haedar mengungkapkan makna dari tema yang diambil yaitu "Memajukan Indonesia, Mencerahkan Semesta ".
"Muhammadiyah dalam memajukan kehidupan bangsa bukanlah akan, tetapi telah dan terus berkiprah satu abad lebih dalam lintasan pergerakannya melalui berbagai amal usaha dan dakwah kemasyarakatan. Dari pusat kota hingga desa dan pelosok-pelosok terjauh, Muhammadiyah tiada henti melayani negeri," terangnya.
Menurut Haedar, Khidmat kebangsaan ini lahir dari visi keislaman berwawasan nasionalisme inklusif, agar Indonesia makin berkemajuan di segala bidang kehidupan. Itulah bukti nyata bahwa Muhammadiyah ikut “berkeringat” dalam memajukan kehidupan bangsa!
"Kini dan ke depan perjuangan Indonesia semakin tidak ringan. Indonesia menghadapi arus globalisasi, modernisasi abad 21, revolusi teknologi informasi, serta perkembangan geoekonomi-politik global yang sangat dinamis dengan segala masalah dan tantangannya. Bersamaan dengan itu, secara domestik Indonesia juga mengalami dinamika baru liberalisasi politik, ekonomi, dan budaya pasca reformasi dengan berbagai dampaknya yang kompleks," tambahnya.
Namun Muhammadiyah meyakini bahwa Indonesia sejatinya dapat menjadi negara yang maju, adil, dan makmur. Muhammadiyah percaya Indonesia dapat menyelesaikan masalah-masalah dan tantangan berat yang dihadapinya.
"Optimisme ini lahir karena Indonesia memiliki sejumlah modal penting untuk menjadi negara besar seperti sumberdaya manusia dan sumberdaya alam yang potensial. Kuncinya mengurus Indonesia dengan baik dan benar, disertai perjuangan yang sungguh-sungguh dan kebersamaan dari semua pihak yakni pemerintah, warga negara, dan seluruh komponen bangsa," ungkapnya.
Muhammadiyah dalam menghadapi tantangan kehidupan nasional dan global yang semakin kompleks, berkomitmen menghadirkan gerakan baru yang menggarap program-program strategis sejalan dengan Risalah Islam Berkemajuan yang akan diputuskan pada Muktamar ke-48 ini.
"Islam berkemajuan hadir sebagai “Din al-Hadlarah” yakni agama yang memajukan peradaban yang berorientasi “shalihu li-kulli zaman wa makan”. Islam yang memajukan kehidupan bangsa, sekaligus berwawasan kosmopolitan yang mencerahkan semesta dalam misi utama rahmatan lil-‘alamin," terangnya.
"Kami bersyukur kepada Allah SWT atas segala nikmat-Nya, seraya memohon anugerah-Nya agar Muktamar ke-48 terlaksana dengan baik dan sukses, serta menghasilkan keputusan-keputusan terbaik bagi kemajuan umat, bangsa, dan kemanusiaan semesta dalam limpahan berkah-Nya," pungkasnya.
Editor : Iman Nurhayanto
Artikel Terkait