"Labuan Bajo adalah salah satu dari 5 DPSP di Indonesia, rumah dari Komodo. Kami beruntung bahwa minat kunjungan pasca pandemi begitu tinggi, dan tentunya akan mendorong pemulihan ekonomi di Labuan Bajo begitu tinggi. Hal ini dikarenakan Labuan Bajo memiliki keunikan sebagai destinasi yang ditetapkan sebagai Warisan Dunia UNESCO, dan menjadi destinasi bahari pilihan," jelas Shana.
Shana juga melanjutkan bahwa BPOLBF bersama stakeholder terkait saat ini tengah melakukan pengembangan Kota Labuan Bajo agar tidak saja menjadi tempat transit tetapi juga menjadi destinasi MICE (Meetings, Incentive, Conferences, Exhibitions) sebagai diversifikasi produk.
"Apa yang dilakukan BPOLBF saat ini adalah mentransformasikan pariwisata berkelanjutan dalam tindakan nyata dan bagaimana menarik orang untuk datang ke Labuan Bajo. Kami mengembangkan Labuan Bajo itu sendiri menjadi destinasi dan mencoba mengenalkan bahwa Labuan Bajo bukan saja tentang Komodo dan wisata bawah lautnya tetapi juga bahwa Labuan Bajo menawarkan wisata MICE, termasuk keragaman budaya dan masyarakatnya sebagai satu ekosistem. Pariwisata berkelanjutan akan terwujud hanya dengan keterlibatan dan inklusivitas semua pihak. Tumbuh dan berkolaborasi bersama," lanjut Shana.
Narasumber lain juga turut berbicara mengenai peran Travel and Tourism dalam pemulihan ekonomi pasca Covid-19 adalah Brune Poirson, Chief Sustainability Officer Accor Group, member of the Executive Committee; Widya Listyowulan, Vice President of Public Policy, Government Relations, and Sustainability of Traveloka; dan Omar Romero, Chief Development Officer of Six Senses.
Secara umum THK Forum terdiri dari dua bagian yaitu THK Blended Finance Forum yang diadakan pada 13 hingga 14 November 2022 dan THK Future Knowledge Summit pada 17-18 November mendatang. THK Blended Finance Forum ini kemudian dibagi dalam beberapa panel diskusi, salah satunya adalah panel diskusi tentang Sustainable Travel & Tourism and Historical Urban Lanscape.
Editor : Iman Nurhayanto
Artikel Terkait