Salah seorang pedagang lainnya, Totok Paryono menceritakan sebuah kronologis kejadian, dari awal mereka pindah ke tempat penampungan, hingga terjadi peristiwa kebakaran yang melanda kios mereka di penampungan.
"Belum juga sebulan kami pindah ke penampungan, sudah terjadi peristiwa yang sangat memilukan itu, pak. Semua barang dagangan kami ludes dilalap api hanya dalam hitungan menit. Itu semua karena tidak adanya MCB dalam instalasi listrik di penampungan," terangnya.
Totok Paryono juga menceritakan tentang lambannya pihak Pasar Jaya dalam menangani para korban kebakaran. Dari pembangunan tempat penampungan bekas kebakaran yang sangat lamban proses pengerjaannya, yang awalnya dijanjikan hanya butuh waktu tiga atau empat minggu terealisasi, namun kenyataannya setelah enam bulan baru terealisasi.
"Itu pun setelah Bapak Walikota Jakarta Barat datang ke pasar, dan menggelar musyawarah antara dirinya, pihak manajemen Pasar Jaya, serta pihak kontraktor. Maka lahirlah kesepakatan saat itu, bahwa akhir Juli 2022 pembangunan tempat penampungan bagi para korban kebakaran harus selesai," jelasnya.
Pedagang lain, Norman Alfarizy juga menuturkan tentang tersendat-sendatnya pembangunan pasar Kalideres, yang awalnya dijanjikan hanya butuh waktu sembilan bulan, tapi sampai setahun lebih ini, hanya tiang-tiang saja yang berdiri.
Sementara itu, pegawai yang ditugaskan di meja pengaduan tersebut, Jerry, mantan Camat Kalideres, berjanji akan menyampaikan dan menindaklanjuti berbagai keluhan mereka kepada instansi yang terkait, serta akan menyampaikan surat mereka kepada Heru Budi Hartono selaku Pejabat Gubernur DKI Jakarta yang baru.
Editor : Iman Nurhayanto