Jajanan Tradisonal Tegal Kue Tempel, Ada Sejak Tahun 1940

Nino
Kue tempel, jajanan tradisional khas Tegal yang ada sejak tahun 1940. (Foto: Nino)

Untuk memanaskan wajan lapak Mamah Cun menggunakan kompor minyak tanah, sedangkan lapak milik Miewa menggunakan arang pada anglo. Meiwa beralasan, menggunakan kompor memang lebih praktis, besar kecilnya api bisa diatur namun dirinya lebih memilih menggunakan arang diakui lantaran tidak  berbau minyak dan hasulnya lebih sedap.

"Untuk pemanas saya pilih pakai arang pada anglo karena menghindari minyak pada kue dan lebih sedap," ujar Meiwa.

Untuk harga Meiwa sama mematok Rp 7.000 per kue. Buka dari pukul 08.00-15.00. Sehari Meiwa bisa menjual 75 kue Tempel kadang juga lebih.

Salahsatu pembeli Widiani (52) warga Tegal Selatan, Kota Tegal usai membeli Tempel mengatakan, rasa jajanan Tempel itu gurih dan manis, rasa pisang yang campur dengan gula merah didalamnya menjadi sensasi tersendiri.

"Saya sering  beli kue tradisional Tempel apalagi kalau ada saudara dari luar kota, saya cari kue Tempel," ungkapnya.

Editor : Iman Nurhayanto

Sebelumnya

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network