PURWOKERTO, iNewsJatenginfo.id- Sosialisasi pentingnya pemahaman penyakit stroke dilakukan Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia (Perdossi) Cabang Banyumas kepada masyarakat.
Sosialisasi tersebut dilakukan karena pentingnya pemahaman masyarakat terhadap penyakit stroke.
Ketua Perdossi Cabang Banyumas dr. Untung Gunarto, Sp.S., M.M mengatakan kegiatan sosialisasi dalam peringatan Hari Stroke Sedunia 2022 ini dilakukan karena kasus stroke di wilayah Banyumas Raya seperti Banyumas, Cilacap, Purbalingga, Banjarnegara, Wonosobo, dan Kebumen cenderung meningkat. Penderitanya pun mulai bergeser pada usia muda.
"Kalau dulu kita tahu bahwa stroke rata-rata adalah usia lanjut, sekarang sudah bergeser ke usia-usia muda," kata Untung kepada wartawan di sela-sela kegiatan di Purwokerto, Minggu (30/10/2022).
Peringatan Hari Stroke Sedunia 2022 di Kabupaten Banyumas di Taman Edukasi Sumber Daya Air (TESDA) Purwokerto sendiri awalnya diisi dengan kegiatan sepeda sehat, penyuluhan kesehatan, serta pemeriksaan dan konsultasi kesehatan secara gratis. Tujuannya adalah untuk lebih menyosialisasikan pentingnya pemahaman masyarakat terhadap penyakit stroke.
Dia menilai, peningkatan pelayanan untuk penderita stroke di Kabupaten Banyumas sendiri sudah hampir paripurna. Bahkan, kemampuan untuk pelayanan stroke di Kabupaten Banyumas terbilang sudah cukup maju.
Hanya saja, kebersamaan untuk memahami stroke harus lebih ditingkatkan agar para penderita yang sakit tetap dapat terkaver dan segera cepat diantar ke rumah sakit.
"Kita punya golden time 3-6 jam. Sehingga, membutuhkan satu dukungan dari lingkungan. Kita punya kebiasaan peduli terhadap orang sakit, tetapi kurang cepat saat penanganan sakitnya," ucapnya.
Untung mengakui jika jumlah penderita stroke di Indonesia cukup tinggi, bahkan stroke menempati posisi pertama sebagai penyakit yang menyebabkan kematian tertinggi di Indonesia.
"Ini menjadi PR bersama terutama bagi kami sebagai dokter saraf yang langsung menghadapi," tegasnya.
Maka dari itu, pihaknya mengharapkan seluruh elemen masyarakat untuk bersama-sama bersinergi agar memberi pemahaman mengenai pencegahan-pencegahan stroke.
"Di seluruh dunia juga menekan angka kejadian stroke, karena kalau ada satu orang stroke saja, itu sudah sangat merugikan banyak pihak, baik yang sakit, keluarganya, maupun masyarakat," ujarnya.
Sementara menurut Ketua Panitia Peringatan Hari Stroke Sedunia 2022 Perdossi Cabang Banyumas dr. Nazwan Hassa, Sp.S. mengatakan stroke menempati urutan ketiga penyebab kematian di dunia. Sedangkan di Indonesia, penyakit stroke menempati urutan pertama.
Selain itu, meski penderita stroke terbanyak di atas usia 55 tahun, namun saat ini sudah mulai banyak diderita warga berusia di bawah 45 tahun. Bahkan mulai menyerang usia anak-anak.
Di Banyumas sendiri tidak ada laporan atau angka yang spesifik terhadap kasus stroke, namun jika mengacu pada Riset Kesehatan Dasar Nasional (Rikesdasnas), kejadian stroke dari tahun ke tahun meningkat. Di mana pada awalnya sekitar 8 persen, kini sudah mencapai menjadi 12,1 persen per tahun.
"Oleh karena itu, perlu bagi kami, menyosialisasikan pentingnya pemahaman penyakit stroke kepada masyarakat dengan harapan angka kejadian stroke dan efek penyebab dari penyakit stroke bisa berkurang," ungkapnya.
Pasalnya, 40 persen penderita stroke sering terjadi berulang. Di mana serangan ulang tersebut menunjukkan jika kepedulian masyarakat terhadap penyakit ini masih sangat kurang.
Editor : Iman Nurhayanto
Artikel Terkait