YABB dan CCE Inovatif Inisiasi Teknologi Ubah Bencana Banjir di Semarang Jadi Cadangan Air Tanah

Ahmad Antoni
Yayasan Anak Bangsa Bisa (YABB) dan Changemakers menerapkan teknologi terintegrasi sebagai solusi mengubah banjir menjadi cadangan air tanah. Foto: Ist

SEMARANG, iNewsSemarang.id - Yayasan Anak Bangsa Bisa (YABB), organisasi nirlaba Grup GoTo dan changemakers dari Catalyst Changemakers Ecosystem (CCE) meluncurkan proyek Semarang Berdaya dengan menginisiasi terobosan inovatif guna mengurangi risiko banjir. T

Selain itu, terobosan tersebut juga meningkatkan cadangan air tanah di Kelurahan Meteseh, Kecamatan Tembalang, Kota Semarang.

Terobosan yang diinisiasi tersebut yakni menerapkan teknologi zero run-off yang berupa instalasi terintegrasi antara PoreBlock (paving block berpori) dan sumur resapan.  

Inisiasi tersebut bermula saat para changemakers dari Reservo Air dan Liberates Creative Colony mengidentifikasi Kelurahan Meteseh sebagai salah satu area paling rentan terhadap bencana banjir. Pada tahun 2021, Semarang mengalami 432 bencana alam, 63,11 persen di antaranya bencana hidrometeorologi. 

Pada tahun yang sama, kasus banjir menimpa Meteseh berulang kali dan membawa kerugian sosial ekonomi kepada lebih dari 100 jiwa di tiap kasus. Bencana banjir di Meteseh disebabkan oleh perubahan fungsi lahan, perubahan iklim, alasan geografis maupun perilaku masyarakat. 

Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Semarang, Budi Prakoso menyatakan dukungan terhadap inisiatif program ini.

"Saat ini sudah dilakukan berbagai bentuk penanggulangan banjir di Semarang, seperti pembangunan tanggul, polder, pompa, dan bendungan. Namun itu belum cukup, kami masih membutuhkan kerja sama dengan berbagai pihak untuk mempercepat dan memperluas dampak di Kota Semarang," katanya, Jumat (14/10/2022).

Monica Oudang, Chairwoman Yayasan Anak Bangsa Bisa mengatakan, pihaknya melihat masyarakat di Meteseh dan area lain di Semarang membutuhkan solusi yang bisa berdampak lebih cepat dan lebih luas. 

"Inilah yang menjadi alasan YABB dan CCE hadir di Meteseh, membawa inovasi yang mudah diaplikasikan dan direplikasi sehingga bisa mencegah banjir," ujarnya.

Menyadari urgensi permasalahan bencana hidrometeorologi di Kota Semarang, para changemakers berupaya menyusun solusi inovatif melalui Catalyst Changemakers Lab (CCL). 

Berkat kolaborasi dengan para pemangku kepentingan multisektor, mereka akhirnya bisa menghadirkan solusi berbasis ekosistem di lapangan yang menggabungkan optimalisasi teknologi dan pemberdayaan masyarakat di Meteseh yang berpenghuni 24.195 jiwa. 

Dua solusi utama yang diterapkan di Kelurahan Meteseh, Semarang adalah teknologi zero run-off terintegrasi dan edukasi. 

Anisa Azizah, perwakilan changemakers CCE Semarang menjelaskan, solusi pertama adalah instalasi teknologi terintegrasi antara PoreBlock dan sumur resapan. PoreBlock buatannya memiliki laju infiltrasi 100 kali lebih cepat dibandingkan paving block konvensional. 

"Solusi ini mampu mengurangi kerugian akibat banjir terhadap lebih dari 100 warga yang paling terdampak banjir," ujar dia.

Kelebihan lain dari solusi ini adalah integrasi antara PoreBlock dan sumur resapan yang bisa mempunyai tangkapan air lebih luas dan menyerap air lebih cepat dibandingkan bila dua komponen ini berjalan terpisah. 

"Dengan demikian, solusi yang dibangun di 18 titik dengan total luas permukaan 1.500 m2 ini akan mengurangi limpasan air sebanyak 39.000 liter/tahun dan menjadikan air tersebut sebagai cadangan air tanah," katanya.

Sub Koordinator Operasi dan Pemeliharaan Drainase Dinas Pekerjaan Umum Kota Semarang, Mochamad Hisam Ashari mengatakan solusi ini sejalan dengan agenda kami. 

“Saat ini kami berusaha mengembalikan fungsi Ruang Terbuka Hijau (RTH), membangun embung penampungan dan kolam retensi, serta terus mencari cara agar genangan air akibat hujan maupun limpasan dapat surut lebih cepat,” ujarnya.

Kepala Laboratorium Geografi dan Sekretaris Pusat Studi Bencana Universitas Negeri Semarang (Unnes), Ananto Aji menyambut baik solusi instalasi dan edukasi.

"Dari segi sosial ekonomi, masyarakat bisa mengambil langkah pencegahan banjir serta terhindar dari kerugian akibat banjir. Dari segi lingkungan, cadangan air bersih meningkat dan penurunan tanah bisa dicegah karena limpasan air yang dialirkan ke dalam tanah," katanya.

Editor : Iman Nurhayanto

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network