MALANG, iNewsJatenginfo.id - Salah satu lokasi yang menjadi tempat meninggalnya banyak korban tragedi Kanjuruhan adalah pintu 13. Bahkan, di lokasi setempat suasana duka begitu terasa di kawasan Stadion Kanjuruhan Kepanjen, Kabupaten Malang.
Setidaknya 125 orang jadi korban tewas setelah selesainya laga Arema FC vs Persebaya Surabaya. Para penonton berdesakan mencari jalan keluar akibat semprotan gas air mata ke penonton, Sabtu (1/10/2022) lalu.
Banyak saksi kejadian menyebutkan kalau, sebagian besar korban meninggal di Pintu 13. Jumlahnya konon bisa mencapai lebih dari 50 orang dan ratusan lainnya luka-luka.
MNC Portal Indonesia mencoba menelusuri pintu 13 yang menjadi 'kuburan maut' di Stadion Kanjuruhan Malang.
Terlihat pintu masih tertutup rapat dan hanya ada ventilasi yang akhirnya dijebol di sisi kanannya.
Pada bagian depannya, bertaburan bunga duka cita yang dibawa para keluarga korban.
Kondisi tertutupnya pintu sesuai dengan penuturan beberapa Aremania yang melihat bagaimana pintu 13 layaknya kuburan massal.
Beberapa orang masih berdatangan hingga Selasa (4/10/2022). Mereka berdoa sambil menaburkan bunga hingga membawa pesan kertas yang ditempel di dinding dan pintu.
Di pintu ini memang terlihat banyak sekali bunga yang ditaburi Aremania, mendoakan para korban.
Sepatu, syal, dompet hingga pakaian gang tertinggal menjadi saksi bisu bagaimana detik-detik ribuan orang yang berdesakan untuk keluar stadion. Dan di situlah, sejumlah korban meregang nyawa dan meninggal dunia.
Salamah, warga Ardirejo Kepanjen menjadi satu dari mungkin ribuan orang yang harus kehilangan orang-orang tercintanya.
Di kejadian ini dia kehilangan dua anggota keluarga besarnya, yakni sang adik keponakan yang berusia 21 tahun dan kakaknya berusia 25 tahun.
Wanita berumur 45 tahun ini sengaja datang ke lokasi guna melihat lebih dekat seperti apa kondisi pintu tersebut.
Dia mendapat informasidari tetangga yang juga berangkat dengan sang keponakan, di sinilah banyak korban berjatuhan.
"Pertama itu penasaran ingin tahu seperti apa. Kedua saya pengen mendoakan para korban di sini,” kata Salamah.
Dengan membawa bunga melati seadanya, dia menaburkan seraya berdoa tepat di depan pintu 13.
Wajah penuh duka begitu terlihat ketika Salamah memulai doanya, tak berselang lama air matanya keluar.
Tangannya menengadah ke atas, seraya membaca beberapa doa. Kian lama dia membaca doa, semakin bertetesan air matanya.
"Sedih kalau ingat keponakan saya. Anaknya baik, nggak suka neko-neko, ngerokok aja nggak, kok mau berbuat rusuh. Anaknya pendiam selama ini,”kata dia.
Yuli Sumpil, seorang Aremania mengatakan banyak korban jiwa Aremania yang dilihatnya mengalami luka memar di bagian kepala hingga mukanya lebam.
Bahkan saat dia melihat ke arah musala di tribun VIP, dia dibuat terkejut karena di sana berjejer jenazah dengan darah di mana-mana. "Saya masuk ke dalam tribun VIP, rata-rata yang meninggal mukanya hitam, dan matanya melotot," kata Yuli.
Penuturan lainnya disampaikan oleh Aremania UIN Malang Yoga Komud. Dia mengungkapkan bahwa aparat keamanan menembakkan gas air mata langsung ke arah tribun di saat pintu stadion justru tertutup.
Inilah yang menjadi pemicu penonton panik berdesakan mencari jalan keluar.
"Disemprot langsung ke tribun dan saat banyak orang. Sangat membuat penonton panik berdesakan ke pintu dan terjadi penumpukan, di situlah banyak yang meninggal,”ujar Yoga.
Artikel ini telah tayang dengan judul Cerita Pilu dan Kengerian di Pintu 13 Stadion Kanjuruhan, Bunga Duka Cita Bertebaran
Editor : Iman Nurhayanto
Artikel Terkait