Hanafi menjelaskan, penurunan kualitas air akibat tercemarnya zat kimia amonia di wilayah Bojonegoro sendiri sudah berlangsung sejak dua pekan yang lalu. Tingkat pencemaran air sungai mencapai 4,1. Meski tak baik untuk dikonsumsi dan dibuat mandi, namun air ini masih layak untuk dibuat mengairi tanaman.
"Sekarang tingkat pencemarannya sudah turun dari 7 sekian dan sekarang menjadi 4,1 ini tergolong sudah rendah tapi masih tidak layak untuk dibuat minum dan mandi," terangnya.
Hanafi mengaku, penurunan kualitas air yang disebabkan adanya zat kimia amonia ini tak hanya terjadi di tahun ini saja. Namun hal serupa juga terjadi setiap tahunnya terutama di saat air sungai Bengawan Solo surut akibat kemarau.
"Pencemaran seperti ini sudah sering terjadi. Nah untuk air PDAM kita juga masih belum tahu bagaimana cara mereka melakukan pengelolaan airnya," tutupnya.
Editor : Iman Nurhayanto
Artikel Terkait