Melalui berbagai karya yang dipamerkan, ujar dia, para perupa berupaya menggugah kesadaran bersama untuk merayakan keberagaman, membangun saling pengertian, bertegur sapa, dan menguatkan.
Ia mengemukakan para perupa mewujudkan keteladanan dan api semangat Gus Dur dan Buya Syafii melalui pameran tersebut.
Pameran itu, katanya, perayaan ikhwal keberpihakan dan keberanian melalui keteladanan sosok Gus Dur dan Buya Syafii sebagai sumber mata air bangsa yang membasuh luka, menyiram purbasangka, memadamkan api kemarahan, dan memuliakan kemanusiaan.
Kepala Kevikepan Kedu Romo Antonius Dodit Haryono mengemukakan tentang pentingnya pameran tersebut yang bukan sekadar tontonan akan tetapi sebagai tuntunan kehidupan umat manusia.
Ia mengemukakan seni bersifat universal sehingga menyatukan manusia dengan berbagai latar belakang.
"Dalam kegiatan seni, semua tergabung, tanpa kotak-kotakan. Karya seni menyatukan umat manusia, membangun peradaban demi keutuhan bangsa dan negara," katanya.
Ia menyebut semangat dan visi Gus Dur serta Buya Syafii terus dihidupi dan semakin berdaya, salah satunya melalui karya seni yang menjadi representasi kehidupan beradab dan penuh persaudaraan.
"Melalui karya seni banyak orang mendapat tuntunan membangun peradaban dan persaudaraan," ujarnya.
Editor : Iman Nurhayanto
Artikel Terkait