GROBOGAN, iNewsJatenginfo.id – Seorang anak perempuan di Kabupaten Grobogan viral di media sosial (medsos) setelah memukul kakeknya dengan sapu. Anak yang masih di usia siswa sekolah dasar (SD) ini juga menendang sepeda yang terparkir di teras rumah.
Aksi anak berinisial BL asal Kecamatan Wirosari, Kabupaten Grobogan yang memukul Suparjo (70) kakeknya, mengundang keprihatinan. Tampak dalam video, ia mengambil sapu dan memukul kaki kakeknya agar segera berangkat untuk mengamen. Namun sang kakek tetap diam di kursi sambil menunjukkan sandalnya yang putus.
Karena terus dimarahi cucunya, Mbah Suparjo kemudian berjalan terhuyung-huyung meninggalkan rumah. Kejadian ini sempat direkam tetangga dan diviralkan karena kasihan terhadap perilaku BL. Harapannya, pemerintah melihat kondisi keluarga Mbah Suparjo yang hanya tinggal berdua dengan cucu semata wayangnya.
“Dia (BL) sering berperilaku kasar terhadap kakeknya karena meminta uang. Namun Mbah Parjo tidak bisa memberi karena tidak bisa bekerja, sehingga membuatnya marah dan berbuat kasar,” kata salah satu tetangga, Harti, Kamis (28/7).
BL tinggal dan dirawat oleh kakek-neneknya sejak lahir. Sedangkan kedua orang tuanya meninggalkannya sejak lahir. Ibu BL pergi meninggalkannya. Sedangkan ayahnya mendekam di penjara sejak BL berusia dua tahun karena terjerat kasus pencurian.
Warga menganggap bahwa perilaku BL seperti itu karena kurangnya kasih sayang dan perhatian dari kedua orang tuanya. Kondisi keluarga Mbah Suparjo semakin tidak karuan setelah ditinggal mati istrinya tahun lalu. Sementara Mbah Suparjo sudah tidak bekerja.
Sejak istri Mbah Suparjo meninggal, warga merasa iba dan setiap harinya selalu bergotong royong memberikan makan dan minum kepada keluarga tersebut.
Warga juga menggalang iuran untuk membayar biaya listrik yang digunakan Mbah Suparjo setiap hari. Sementara BL kemudian memilih untuk tidak melanjutkan sekolah sejak setahun lalu.
Setelah mengetahui video yang viral, Camat Wirosari Kurnia Saniadi datang ke rumah Mbah Suparjo untuk mengetahui kondisi yang sebenarnya. Ia kemudian meminta Dinas Kesehatan untuk memeriksa kondisi fisik dan kejiwaan Mbah Suparjo.
“Kami juga akan membawa (BL) ke psikiater untuk memeriksakan kejiwaannya,” katanya.
Sementara itu, pihak desa akan memfasilitasi dan menanggung seluruh biaya BL agar tetap melanjutkan pendidikan yang kini terhenti. Warga menjelaskan bahwa Mbah Suparjo hingga kini tidak mendapatkan bantuan sosial PKH, BPNT maupun BST sejak sejak kematian istrinya setahun lalu.
Editor : Iman Nurhayanto
Artikel Terkait