BREBES, iNewsJatenginfo.id - Sebagai salah satu upaya untuk nguri-uri budaya di Kabupaten Brebes, Sekretariat DPRD Jawa Tengah menggelar berbagai pementasan kesenian khas Kabupaten Brebes.
Pementasan di Gelar di halaman SMK Nurul Huda NU Paguyangan, Kabupaten Brebes, Minggu (17/7). Kesenian yang ditampilkan diantaranya, Tari Tumandang, Puisi, serta pementasan Gendingan oleh anak-anak dari desa Pandansari.
Dalam kegiatan tersebut, diselenggarakan pula Dialog Budaya dengan Narasumber Wakil Ketua Komisi A DPRD Jawa Tengah, Fuad Hidayat, Pembina Kesenian Lokal yang juga Anggota Komisi IV DPRD Kabupaten Brebes, Ahmad Zamroni, Ketua Pusat kajian Media dan Kebudayaan Teguh Hadi Prayitno, dan juga ikut hadir Kapolsek Paguyangan. Sebagai pemandu dialog adalah Septi Wulandari produser iNews TV.
Dalam dialog tersebut, Anggota Komisi IV DPRD Kabupaten Brebes yang juga merupakan Pembina Kesenian Lokal Ahmad Zamroni berharap, pementasan-pementasan kesenian dan budaya seperti itu bisa terus dilaksanakan dengan dukungan penuh dari pemerintah Provinsi Jawa Tengah khususnya, yang disertai dengan pembinaan dan dukungan fasilitas.
“ Pemerintah Provinsi jawa Tengah betul-betul melirik, dan mengarah pada satu bentuk pembinaan yang difasilitasi” .
Sementara Wakil Ketua Komisi A DPRD Jawa Tengah, Fuad Hidayat, menyampaikan bahwa kesenian dan kebudayaan lokal memang seharusnya mendapat perhatian dari semua pihak. Tak cuma oleh pemerintah, namun juga oleh seluruh elemen masyarakat.
“Di satu sisi kita sedang dihadapkan oleh masuknya budaya luar yang sangat luar bisa, dan di sisi lain kita juga berhadapan dengan fanatisme luar biasa yang menganggap kesenian tradisional itu sesuatu yang tidak boleh tumbuh dan berkembang. Oleh karean itu, dengan kegiatan pementasan kesenian sebagai upanya Nguri-Uri budaya Brebes ini, diharapkan generasi muda makin mencintai budaya bangsanya," ujar Fuad.
Fuad menambahkan DPRD Provinsi Jawa Tengah siap hadir untuk membina, mendampingi, dan memfasilitasi, agar kesenian tradisional bisa tetap tumbuh dan berkembang, seperti yang dilakukan pada saat ini. Terlebih lagi kesenian yang dipentaskan itu, bukan hanya dinikmati oleh masyarakat setempat saja, tetapi juga bisa dinikmati oleh masyarakat luas melalui tayangan televisi dan radio dalam siaran tunda.
Sejalan dengan pemikiran Fuad Hidayat, Ketua Pusat kajian Media dan Kebudayaan Teguh Hadi Prayitno juga mendukung sepenuhnya kegiatan-kegiatan nguri-uri budaya tradisional. Di era serba digital ini, kita mendapatkan banyak kemudahan untuk bisa mengakses segala bentuk kesenian dan kebudayaan tradisional.
“Media memiliki tugas untuk memberitakan hal-hal positif atas filosofi-filosofi yang terkandung dalam kesenian-kesenian tradisional yang ada, sehingga bisa diakses oleh seluruh masyarakat dari segala usia," ujarnya.
Kreasi, inovasi, adaptasi dibutuhkan agar kesenian dan kebudayaan tradisional bisa terus eksis di masyarakat, bahkan hingga generasi berikutnya kelak.
Editor : Iman Nurhayanto
Artikel Terkait