BOGOR, iNewsJatenginfo.id - Sebanyak 400 mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di kawasan Asia mengikuti Internasional Summer Course Sekolah Vokasi IPB University, yang berlangsung Kamis (30/6).
kegiatan itu mengangkat tema The 2nd Summer Course on Nutrition, Agriculture and Sustainable Food Systems In Tropical Countries atau ketahanan pangan sebagai pembangunan yang berkelanjutan.
Para mahasiswa peserta course berasal dari negara Panama, Filipina, Malaysia, Vietnam dan Jepang. Saat ini mereka tengah menempuh pendidikan di kampus Guimaras State University, Tarlac Agricultural University, Iloilo Science and Technology University, Mariano Marcos State University, Kolej Komuniti Jerantut, Vietnam National University, Nagoya University dan Kasetsart University.
"Namun para peserta ada juga dari komuniti sungai petani, Polbangtan Bogor, Politeknik Pangkep dan Politeknik Banyuwangi. Semua ikut berpartisipasi dan mengikuti kuliah umum yang disampaikan oleh Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementan, Kuntoro Boga Andi," ujar Prima Gandhi, dari Sekolah Vokasi IPB University dan Program Studi Manajemen Agribisnis dalam keteranganya, Kamis (30/6).
Menurut Prima, sektor pertanian adalah sektor yang sangat penting dan harus dijaga bersama untuk menghadapi kemungkinan adanya krisis yang lebih hebat dari tahun-tahun sebelumnya.
Karena itu, dia berharap ada banyak anak muda yang terlibat langsung dalam pembangunan pertanian ke depan.
"Pertanian itu sangat penting dan harus kita jaga bersama. Pertanian itu adalah masa depan kita dan juga dunia," kata Prima.
Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementan, Kuntoro Boga Andri, dalam materi kuliahnya menjelaskan bahwa Sektor Pertanian menjadi penyangga perekonomian nasional.
Dia menjelaskan, kontribusi sektor pertanian yang sangat tinggi terhadap PDB, devisa dari ekspor pertanian, sumbangan tenaga kerja pertanian dan penurunan kemiskinan di pedesaan menjadi indikator makro yang terukur melalui data BPS.
Beberapa program unggulan diantaranya penciptaan petani muda, pertanian modern, peningkatan ekspor dan perbaikan sistem penyuluhan.
Beberapa program tersebut bagian penting dalam mewujudkan cita-cita bangsa untuk kedaulatan pangan, kemandirian pangan dan swasembada pangan.
"Untuk penciptaan petani muda, menjadi penting karena di tangan merekalah pembangunan pertanian kita akan dijalankan dengan baik dari skala nasional maupun internasional," kata Kuntoro.
Dia memaparkan, petani milenial tetap akan menjadi penggerak ekonomi nasional dalam menghadapi era iindustry 4.0 dan tantangannya ke depan. Untuk itu, pemerintah saat ini terus membangun pertanian modern melalui teknologi terbaru dan mekanisasi.
"Saya yakin para peserta summer course dari berbagai negara ini akan menjadi pelopor pembangunan pertanian di negaranya masing-masing. Ke depan negara perlu memberi perhatian dan selalu meningkatkan pengetahuan serta kemampuan mereka melalui pelatihan. Di Indonesia, Kementan telah memfasilitasi dari sistem produksi hingga jaringan pemasaran," ungkap Kuntoro.
Sebagai informasi, Kuntoro Boga Andri merupakan alumni IPB Univeristy tahun 1998.
Master of Agriculture diselesaikan tahun 2004 pada bidang Ekonomi dan Pemasaran Pertanian dari Graduate School of Agriculture, Saga University, Jepang.
Sementara gelar PhD diperolehnya tahun 2007 dalam bidang Ekonomi dan Kebijakan Pertanian di The United Graduate School of Agricultural Sciences, Kagoshima University, Jepang.
Sebelumnya aktif sebagai peneliti dalam berbagai kolaborasi riset nasional dan Internasional.
Editor : Iman Nurhayanto
Artikel Terkait