GUNUNGKIDUL, iNewsJatenginfo.id - Hujan deras yang mengguyur wilayah DIY sepanjang Selasa (31/5) malam sampai Rabu (1/6) dini hari tadi telah mengakibatkan Sungai Prambutan di Kapanewon Playen, Gunungkidul banjir.
Akibatnya ratusan kepala keluarga (KK) di Padukuhan Kedungwanglu, Kalurahan Banyusoca, terisolir.
Terisolirnya warga ini setelah dua crossway (jembatan sekaligus bendungan) di sungai Prambutan terendam luapan air. Ini merupakan akses utama warga ke wilayah lain lebih cepat dan mudah.
Tokoh pemuda Kedungwanglu, Ahsan Nasir mengatakan, akibat hujan sepanjang malam membuat air di dua sungai yang mengapit dusun mereka yakni Sungai Oya dan Prambutan meningkat debitnya.
Bahkan air sempat melompat Crossway Sungai Prambutan.
"Kalau sudah melompat kayak gitu, ya akses kami terputus. Kami terisolir," kata dia.
Warga sempat terisolir mulai Selasa malam sekira pukul 23.00 WIB hingga Rabu pagi sekira pukul 06.00 WIB. Crossway baru bisa dilewati pagi ini setelah hujan reda.
Kondisi tersebut membuat sejumlah warga yang beraktivitas sejak dinihari harus menahan diri. Para pedagang yang biasa berjualan di pasar memilih libur.
“Sebenarnya ada jalur lain tetapi harus memutar sejauh 10 kilometer,” katanya.
Kondisi ini sudah sering terjadi setiap musim penghujan. Wilayah mereka berada di ujung barat Kapanewon Playen yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Bantul.
Bangunan crossway dibangun selain untuk akses jalan keluar masuk juga untuk bendungan ketika di musim kemarau.
Awalnya kedua crossway tersebut dibangun dengan ketinggian sekitar 0,5 meter dari dasar sungai. Namun beberapa tahun silam, melalui program PNPM salah satu crossway dibangun ulang dengan ketinggian sekitar 120 cm dari dasar sungai.
"Dulu sih aman. Tapi kok sejak tahun 2000an kami sering terisolir," kata Munadzar Abror, warga yang lain.
Padukuhan Kedungwalung memiliki 10 RT dan 8 RT di antaranya selalu terisolir akibat banjir. Hanya 2 RT yang tidak terisolir karena letaknya di paling luar padukuhan tersebut.
Editor : Iman Nurhayanto