get app
inews
Aa Read Next : Begini Cara Meruqyah Diri Sendiri agar Sihir dan Jin Hilang dari Tubuh

Jangan Lewatkan Puasa Asyura 10 Muharram 2024, Simak Bacaan Niat Arab, Latin, Artinya dan Keutamaan

Senin, 15 Juli 2024 | 12:33 WIB
header img
Ilustrasi bacaan niat puasa asyura 10 Muharram 2024. (Foto: ist)

JAKARTA, iNewsJatenginfo.id - Bacaan niat puasa Asyura 10 Muharram 2024 untuk memantapkan ibadah puasa sunnah dan menyelaraskan lisan dengan hati.

Asyura berasal dari kata asyara, artinya bilangan sepuluh. Hukum puasa Asyura adalah sunnah; maksudnya dianjurkan dan berpahala bagi yang mengerjakannya namun tidak berdosa bagi yang tidak mengerjakannya.

Bulan Muharram merupakan satu dari empat bulan yang dimuliakan Allah. Di bulan mulai ini juga dianjurkan untuk memperbanyak amalan ibadah karena nilai pahalanya dilipatgandakan, salah satunya mengerjakan puasa tasua dan asyura (9-10 Muharram.

Secara khusus, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menyebutkan keutamaan puasa Asyura. Keutamaan yang masyhur dari puasa Asyura ini adalah dapat menghapus dosa selama setahun.

سُئِلَ عَنْ صَوْمِ يَوْمِ عَاشُورَاءَ فَقَالَ يُكَفِّرُ السَّنَةَ الْمَاضِيَةَ

Rasulullah ditanya mengenai puasa asyura, beliau menjawab, "Puasa Asyura dapat menghapuskan dosa satu tahun yang lalu. (HR. Muslim).

Dalam riwayat lain dari jalur Abdullah bin Abbas, Rasulullah Saw berpuasa pada hari Asyura dan menganjurkan umat Islam untuk turut berpuasa. Suatu ketika, mereka berkata, “Ya Rasulullah, ini hari yang dimuliakan oleh orang Yahudi dan Nasrani”. Mendengar jawaban tersebut, Nabi berkata, “Jika aku masih hidup hingga tahun depan, insyaAllah, kita akan berpuasa pada hari kesembilan juga”. Namun, Rasulullah wafat sebelum tahun berikutnya tiba (H.R Muslim 1916).

Dari hadits tersebut memang Rasulullah SAW sangat menganjurkan kepada umatnya untuk mengerjakan puasa tasua meski Nabi SAW sendiri belum sempat melaksanakan puasa tersebut karena Nabi SAW wafat sebelum datang Muharram tahun berikutnya tiba.

Sebagaimana telah disinggung di atas, puasa tasua dilaksanakan sehari sebelum10 Muharram atau asyura. Jika mengacu kalender nasional, puasa tasua jatuh pada hari Senin, 15 Juli 2024. Sedangkan puasa asyura 10 Muharram jatuh hari Selasa, 16 Juli 2024.

Namun, jika mengacu pada kalender hijriah Lajnah Falakiyah PBNU, puasa tasua jatuh pada hari Selasa, 16 Juli 2024 dan puasa asyura jatuh pada hari Rabu, 17 Juli 2024. Hal itu mengacu pada hasil rukyat yang dilaksanakan 6 Juli 2024.

Jadwal Puasa Tasua dan Asyura:

- Puasa Tasua : Senin, 15 Juli 2024
- Puasa Asyura : Selasa, 16 Juli 2024

Bacaan Niat Puasa Asyura
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ ِعَا شُورَاء لِلهِ تَعَالَى

Latin: Nawaitu shauma ghadin ‘an ada’i sunnati asyura lillahi ta‘ala.

Artinya: Saya berniat puasa asyura esok hari sunnah karena Allah Ta'ala.

Niat Puasa Asyura setelah Fajar atau Pagi Hari
نَوَيْتُ صَوْمَ هَذَا اليَوْمِ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ عَا شُورَاء لِلهِ تَعَالَى

Latin: Nawaitu shauma hadzal yaumi ‘an ada’i sunnati asyura lillahi ta‘ala.”

Artinya, “Aku berniat puasa sunah Asyura pada hari ini karena Allah SWT.”

Niat Puasa Tasua
نَوَيْتُ صَوْمَ تَاسُوْعَاءَ سُنَّةً لِلهِ تَعَالى

Latin: Nawaitu Shouma Taasuu'aa Sunnatan Lillahi Ta'ala.

Artinya: Aku niat berpuasa Tasu'a (hari kesembilan Muharam) sunnah karena Allah Ta'ala".

Ketentuan Niat Puasa Asyura
Niat puasa sunnah seperti halnya puasa Asyura sebaiknya dilakukan malam hari berbarengan dengan makan sahur karena mengandung keberkahan. Namun, boleh juga membaca niat puasa di pagi hari jika terlupa atau terlewat hingga pagi hari selagi belum menyantap makanan maupun minum.

Ustadz Isnan Anshory MA dari Rumah Fiqih Indonesia menjelaskan, dalam fiqih niat itu harus sudah terpasang sejak semalam, batas paling akhirnya ketika fajar shubuh hampir terbit.

Namun para ulama sepakat bahwa ketentuan untuk berniat sejak sebelum terbitnya fajar hanya berlaku untuk puasa yang hukumnya fardhu, seperti puasa Ramadhan, puasa qadha’ Ramadhan, puasa nadzar dan puasa kaffarah.

Sedangkan untuk puasa yang bukan fardhu atau puasa sunnah, para ulama sepakat tidak mensyaratkan niat sebelum terbit fajar. Jadi boleh berniat puasa meski telah siang hari asal belum makan, minum atau mengerjakan sesuatu yang membatalkan puasa.

Hal tersebut sesuai dengan apa yang dilakukan oleh Rasulullah SAW ketika masuk ke rumah istrinya dan berniat untuk makan, namun ternyata tidak ada sesuatu yang bisa dimakan. Maka kemudian Rasulullah SAW spontan berniat untuk melakukan puasa.

دَخَلَ عَلَيَّ النَّبِيُّ ذَاتَ يَوْمٍ فقال: هَلْ عِنْدَكُمْ مِنْ غَدَاء؟ فقُالْنَا: لاَ. قَالَ: فَإِنيِّ إِذاً صَائِم

"Dari Aisyah radhiyallahuanha berkata bahwa Rasulullah SAW datang kepadaku pada suatu hari dan bertanya, “Apakah kamu punya makanan?”. Aku menjawab, ”Tidak”. Beliau lalu berkata, ”Kalau begitu aku berpuasa”. (HR. Muslim)

Para ulama menyimpulkan bahwa puasa ini adalah puasa sunnah dan bukan puasa wajib. Sebab kalau seandainya puasa ini puasa wajib, tentunya Rasulullah SAW tidak mungkin siang-siang datang ke rumah istri Nabi SAW sambil berniat untuk makan di siang hari.

Terkait melafadzkan niat, Ustadz Isnan Anshory mengatakan, para ulama sepakat menyatakan bahwa melafazkan niat di setiap ibadah hukumnya sunnah dengan menserasikan antara lafaz niat dengan niat yang ada di hati.

Keutamaan Puasa Asyura

Keutamaan Puasa Tasua dan Asyura

1. Menghapus Doa Setahun

Keutamaan puasa asyura sebagaimana disebutkan dalam hadis sahih yakni bisa menghapus doa selama setahun.

صِيَامُ يَوْمِ عَاشُورَاءَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِي قَبْلَهُ

Artinya: Puasa ‘Asyura aku memohon kepada Allah agar dapat menghapus dosa setahun yang lalu (HR.Muslim: 1162)

Imam An Nawawi ketika menjelaskan hadits di atas beliau berkata: “Yang dimaksud dengan kaffarat (penebus) dosa adalah dosa-dosa kecil, akan tetapi jika orang tersebut tidak memiliki dosa-dosa kecil diharapkan dengan shaum tersebut dosa-dosa besarnya diringankan, dan jika ia pun tidak memiliki dosa-dosa besar, Allah akan mengangkat derajat orang tersebut di sisi-Nya.” 

2. Sebaik-baik Puasa setelah Muharram

Keutamaan puasa tasua dan asyura merupakan salah satu puasa sunnah diBulan Muharram.

أفضل الصيام بعد رمضان شهر الله المحرم

“Sebaik-baik puasa setelah Ramadlan adalah puasa di bulan Allah, bulan Muharram.” (HR. Muslim).

Dalam Syarah Shahih Muslim, Imam An Nawawi menyebutkan bahwa, “Hadits ini menunjukkan bahwa Muharram adalah bulan yang paling mulia untuk melaksanakan puasa sunnah.”

3. Mengikuti Sunnah Nabi

Keutamaan puasa tasua dan asyura mengikuti sunnah nabi Muhammad SAW. Dari Ibnu Abbas radhiyallahu anhuma, Rasulullah SAW bersabda: 

لَمَّا قَدِمَ الْمَدِينَةَ وَجَدَهُمْ يَصُومُونَ يَوْمًا ، يَعْنِى عَاشُورَاءَ ، فَقَالُوا هَذَا يَوْمٌ عَظِيمٌ ، وَهْوَ يَوْمٌ نَجَّى اللَّهُ فِيهِ مُوسَى ، وَأَغْرَقَ آلَ فِرْعَوْنَ ، فَصَامَ مُوسَى شُكْرًا لِلَّهِ . فَقَالَ « أَنَا أَوْلَى بِمُوسَى مِنْهُمْ » . فَصَامَهُ وَأَمَرَ بِصِيَامِهِ 

Ketika Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tiba di Madinah, beliau melihat orang-orang Yahudi berpuasa di hari Asyura’. Beliau bertanya, “Hari apa ini?” Mereka menjawab, “Hari yang baik, hari di mana Allah menyelamatkan Bani Israil dari musuhnya, sehingga Musa-pun berpuasa pada hari ini sebagai bentuk syukur kepada Allah. Akhirnya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Kami (kaum muslimin) lebih layak menghormati Musa dari pada kalian.” kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berpuasa dan memerintahkan para sahabat untuk puasa. (HR. Al Bukhari).

4. Menyelisihi Kaum Yahudi

Tepat pada tanggal 10 Muharram, umat Yahudi juga melaksanakan puasa. Maka dianjurkan untuk melaksanakan puasa di hari sebelumnya dan setelahnya sebagai pembeda.

Berdasarkan hadits Ibnu Abbas Radhiyallahu ‘anhu yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dengan lafadz sebagaimana telah disebutkan oleh Ibnul Qayyim dalam al-Huda dan al-Majd Ibnu Taimiyyah dalam al-Muntaqa 2/2 disebutkan:

خَالِفُوا الْيَهُودَ وَصُومُوا يَوْمًا قَبْلَهُ وَ يَوْمًا بَعْدَهُ

"Selisihilah orang Yahudi dan berpuasalah sehari sebelum dan setelahnya."

Serta dari riwayat ath-Thahawi menurut penuturan pengarang Al-Urf asy-Syadzi, disebutkan pula:

صُومُوهُ وَصُومُوا قَبْلَهُ أَوْ بَعْدَهُ يَوْمًا وَ لاَ تُشَبِّهُوَا بِالْيَهُوْدِ

"Puasalah pada hari Asyura dan berpuasalah sehari sebelum dan setelahnya dan janganlah kalian menyerupai orang Yahudi."

5. Pahala Dillipatgandakan

Keutamaan puasa tasua dan asyura berikutnya nilai pahalanya dilipatgandakan oleh allah SWT dibandingkan mengerjakan amal saleh di bulan lain selain empat bulan haram. Karena itu, sangat disayangkan jika tidak mengerjakan puasa sunnah tersebut di Bulan Muharram

Demikian ulasan niat puasa Asyura dan keutamaannya yang sangat dianjurkan untuk dikerjakan di Bulan Muharram 1446 Hijriah.

Wallahu A'lam

Editor : Iman Nurhayanto

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut