Berduka Atas Tragedi Sepak Bola di Stadion Kanjuruhan, Haedar Nashir: Kasus Harus Diinvestigasi

YOGYAKARTA, iNewsJatenginfo.id - Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir mengaku prihatin dan menyampaikan duka mendalam atas tragedi sepakbola di Stadion Kanjuruhan, Malang pada 1 Oktober 2022 yang mengakibatkan sedikitnya 129 korban jiwa. Kejadian ini harus diinvestigasi karena sudah mengoyak marwah dan harkat bangsa Indonesia.

“Kami menyesalkan petistiwa tragis tersebut, lebih-lebih menyangkut nyawa manusia yang besar jumlahnya. Padahal satu jiwa saja sangat berharga yang harus dijaga,” tutur Haedar dalam keterangan tertulisnya, inggu (2/10/2022). 
 
Publik di berbagai media massa dan media sosial, kata dia,  menyesalkan cara dan tindakan dalam menangani kerusuhan tersebut. Hal inilah yang memicu terjadi korban meninggal dalam jumlah yang besar. Banyak pihak menyesalkan kenapa kerusuhan sampai terjadi dan korban begitu banyak jatuh.

Haedar menyampaikan perlu adanya investigasi yang objektif dan tuntas dari berbagai aspek atas kerusuhan ini. Kasus ini bukan hanya menjadi sorotan nasional, namun juga berskala global.  

“Tragedi ini telag mengoyak marwah bangsa dan negara Indonesia,” ujar Haedar.

Sebelumnya, Kapolda Jawa Timur Irjen Pol Nico Afinta mengatakan, data korban jiwa saat itu sebanyak 127 orang. Korban tersebut berasal dari Aremania dan petugas kepolisian yang tengah bertugas. 

"Dalam kejadian tersebut telah meninggal 129 orang. Lalu yang meninggal di stadion ada 34 (orang)" ucap Nico Afinta saat memberikan keterangannya di Mapolres Malang, Minggu (2/10/2022). 

Diketahui, kerusuhan terjadi usai pertandingan antara Arema FC melawan Persebaya Surabaya dengan skor akhir 3-2 di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Sabtu malam (1/10/2022). Kekalahan itu merupakan yang pertama bagi Arema FC sejak 23 tahun terakhir.

Editor : Iman Nurhayanto