JEPARA, iNewsJatenginfo.id - Menggali nilai-nilai luhur kerifan lokal dan budaya Nusantara, bisa dilakukan dengan berbagai cara. Salah satunya seperti menyelenggarakan pentas seni budaya, dan juga dialog-dialog kebudayaan.
Hal ini juga yang dilakukan oleh Sekretariat DPRD Provinsi Jawa Tengah, melalui para anggota Legislatif di daerah pemilihan mereka masing-masing.
Ketophrak dengan judul Ki Ageng Bangsri, Laskar Tunggal Wali, pekan lalu dipentaskan sebagai salah satu upaya Nguri-uri Budaya di Kabupaten Jepara, Jawa Tengah.
Sebelum pementasan dimulai, terlebih dahulu dilaksanakan dialog budaya, dengan Narasumber (Pj) Bupati Jepara, Edy Supriyanta, Anggota Komisi B DPRD Jawa Tengah dari Dapil 3, Andang Wahyu Trianto, Ketua DKD Jepara, Kustam Erey Kristiawan, dan juga ketua Riset dan Kajian kebudayaan PC Lesbumi NU Jepara, Muhammad Ali Burhan, yang sekaligus menjadi penulis skenario pementasan ketoprak Sabtu lalu (28/05).
Dalam Dialog tersebut, (Pj) Bupati Jepara, Edy Supriyanta mengungapkan Pemerintah Jepara akan terus memberikan ruang bagi para pelaku seni dan budaya dalam upaya merawat dan melestarikan kebudayaan Jepara pada khususnya.
“Masih ada kegiatan gerakan anak hebat di Jepara, yang memunculkan tarian-tarian tradisional. Hal ini memang harus ditingkatkan, dan diberi ruang kepada mereka untuk bisa lebih mengenal budayanya,“ ungkap Edy.
Sementara itu Anggota Komis B DPRD Jepara, Andang Wahyu Trianto mengungkapkan, rasa nasionalisme dari masyarakat bisa ditumbuhkembangkan salah satunya melalui sejarah. Masyarakat harus paham bagaimana negara dibentuk, sebelum negara terbentuk, dan mengapa negara terbentuk, salah satunya melalui budaya.
Andang juga mengungkapkan, bahwa Jepara merupakan salah satu daerah yang kental dengan budaya dan sejarah.
“Sejarah dari Jepara ini sangat banyak, dan salah satu cara untuk mengkomunikasikannya adalah dengan budaya, seperti pementasan ketoprak sekarang ini,” tambah Andang.
Dalam dialog budaya tersebut, Ketua DKD Jepara, Kustam Erey Kristiawan mengungkapkan, adanya sinergi para pelaku seni & budaya baik individu maupun kelompok, terus melestarikan dan memunculkan bentuk bentuk seni dan budaya yang menjadi ciri khas Jepara.
Hal ini menurutnya sangat membutuhkan dukungan dari pemerintah Kabupaten Jepara, dimana kesenian juga sudah menjadi ujung tombak pariwisata Jepara.
“Saya yakin, Jepara itu akan mati, kalau keseniannya juga mati. Oleh karena itu saya menyambut baik adanya pementasan ketoprak dan dialog budaya yang diinisiasi oleh Pak Andang ini,” ungkap Kustam.
Sementara itu, ketua Riset dan Kajian kebudayaan PC Lesbumi NU Jepara, Muhammad Ali Burhan menceritakan alasan pemilihan Ki Ageng Bangsri, sebagai lakon pementasan ketoprak saat itu, yang mana Kia Ageng Bangsri selama ini hanya dianggap sebuah legenda.
Namun berdasarkan penelitan, Ki Ageng Bangsri ternyata adalah sebuah sejarah, bahkan tercatat dalam Babat Tanah Jawi, dan Babat Joko Tingkir. Pemilihan tokoh Ki Ageng Bangsi dalam pementasan ketoprak ini, agar tokoh Bangsri tidak hilang dari sejarah.
“Kalau kita biarkan liar, dikhawatirkan justru akan membunuh sang tokoh, cenderung tidak edukatif, sehingga sosok tokoh bisa saja dilupakan,” ungkap Burhan.
Editor : Iman Nurhayanto
Artikel Terkait