JAKARTA, iNewsJatenginfo.id - Tak hanya rumah adat Honai, Papua memiliki sejumlah rumah adat lainnya.
Rumah adat di Papua dimiliki oleh masing-masing suku yang mendiami provinsi paling timur Indonesia ini.
Hal tersebut menyebabkan rumah adat di Papua memiliki karakteristik dan bentuk yang beragam.
Berikut ini 8 macam rumah adat di Papua, mulai dari Honai sampai Rumah Pohon.
Rumah Adat di Papua
1. Rumah Honai
Honai merupakan salah satu rumah adat Papua yang sudah banyak dikenal masyarakat luas. Honai berbentuk bundar dengan ketinggian sekitar 2,5 meter.
Honai merupakan tempat tinggal Suku Dani yang ada di Lembah Baliem, Kabupaten Jayawijaya. Rumah Honai ini biasanya ditinggali oleh lima hingga sepuluh orang.
2. Rumah Adat Ebei
Rumah Ebei memiliki bentuk yang sama dengan Honai. Hal yang membedakan keduanya adalah jika Honai ditempati oleh laki-laki, sedangkan Ebei ditempati oleh para perempuan.
Meski begitu, anak laki-laki yang belum beranjak dewasa diperbolehkan tinggal di dalam Ebei.
3. Rumah Adat Kariwari
Kariwari merupakan rumah adat di Papua yang dihuni oleh Suku Tobati-Enggros yang berada di tepi Danau Sentani, Jayapura.
Sama seperti Honai, Kariwari hanya boleh ditempati oleh laki-laki dengan usia minimal 12 tahun.
Dari segi bangunan, rumah Kariwari memiliki atap yang berbentuk limas segi delapan. Kemudian bangunannya terbuat dari bambu, kayu, besi, serta daun sagu hutan.
4. Rumah Adat Jew
Rumah Jew merupakan rumah adat Suku Asmat. Rumah ini berupa rumah panggung berbentuk persegi panjang.
Uniknya, bangunan rumah sama sekali tidak menggunakan paku sebagai penghubung antar kayu. Sebagai gantinya, kayu-kayu tersebut dihubungkan menggunakan akar-akar rotan.
Rumah Jew hanya boleh ditinggali oleh laki-laki yang belum menikah. Anak laki-laki yang belum berusia sepuluh tahun dan perempuan tidak diperbolehkan masuk ke dalamnya. Sehingga rumah ini juga dikenal sebagai rumah Bujang.
5. Rumah Adat Wamai
Rumah adat Wamai juga merupakan rumah adat Suku Dani. Meski begitu, Wamai tidak dibangun untuk ditinggali manusia, melainkan untuk hewan.
Suku Dani memfungsikan rumah Wamai ini sebagai kandang hewan ternak.
Beberapa hewan yang sering dimasukkan ke dalam rumah Wamai adalah ayam, kambing, babi, dan anjing.
6. Rumah Adat Rumsram
Rumah adat Rumsram merupakan rumah adat Papua yang dibangun oleh Suku Biak Numfor di wilayah pantai utara Papua.
Rumah ini juga hanya dikhususkan untuk para kaum laki-laki.
Di rumah ini, laki-laki yang berusia enam hingga delapan tahun akan diberi pendidikan agar kelak mereka bisa menjadi kepala keluarga yang bertanggung jawab.
Untuk bangunannya, tinggi rumah ini mencapai enam sampai delapan meter dan terbagi menjadi dua lantai.
Lantai pertama merupakan tempat diselenggarakannya pendidikan Rumsram untuk laki-laki. Di lantai tersebut mereka bisa belajar dengan bebas karena ruangannya terbuka dan tanpa dinding pembatas.
7. Rumah Panggung
Rumah Panggung merupakan tempat tinggal Suku Maybrat, Imian, dan Sawiat yang berada di daerah pegunungan dan pesisir pantai.
Permukiman dari suku tersebut mengikuti alur perbukitan, jalur jalan, dan aliran sungai dengan pola yang tersebar.
Sedangkan untuk di wilayah pesisir, memiliki pola mengikuti garis pantai.
Rumah Panggung ini memiliki bentuk persegi panjang dan terbagi dalam tiga bagian, yakni kepala, badan, dan kaki.
8. Rumah Pohon
Rumah adat di Papua selanjutnya adalah rumah pohon milik Suku Korowai.
Rumah pohon ini dibangun pada ketinggian 15-50 meter. Tujuan pembangunan rumah pohon adalah untuk menghindari binatang buas dan roh jahat bernama Laleo.
Laleo merupakan makhluk jahat yang diyakini memiliki bentuk seperti mayat hidup dan berkeliaran di malam hari.
Suku Korowai percaya, semakin tinggi rumah mereka, semakin aman dari gangguan roh jahat. Sayangnya, rumah adat di Papua yang satu ini sudah hampir punah.
Nah, itulah 8 rumah adat di Papua, dari Honai sampai rumah pohon.
Editor : Iman Nurhayanto
Artikel Terkait