World Economic Forum di Davos, Menko Airlangga Sebut Saat Ini Momen Emas untuk Berinvestasi d

Jeanny Aipassa
Menko Airlangga. Foto: Ist

DAVOS, iNewsJatenginfo.id- Menteri Koordinator Bidang Perekonomian (Menko Perekonomian), Airlangga Hartarto, menyampaikan saat ini adalah momen emas untuk berinvestasi di Indonesia. 

Pernyataan itu, disampaikan Menko Airlangga dalam konferensi pers terkait Indonesia Economic Outlook 2022 dan Presidensi G20 Indonesia, di World Economic Forum (WEF) yang berlangsung di Davos, Swiss, Senin(23/5). 

Pada kesempatan itu, Menko Airlangga menyampaikan kondisi ekonomi Indonesia yang semakin membaik serta mengajak para investor untuk berinvestasi di Indonesia. Juga disampaikan dalam kesempatan tersebut bahwa Indonesia saat ini tengah gencar melakukan transformasi di berbagai sektor.

“Indonesia adalah salah satu negara dengan ekonomi terbesar di dunia, dan saat ini adalah momen emas untuk berinvestasi di Indonesia,” kata Menko Airlangga.

Dia menjelaskan, pertumbuhan ekonomi Indonesia yang menguat menjadi salah satu peluang dalam upaya untuk menarik investor. Ekonomi Indonesia sendiri mengalami pertumbuhan sebesar 5,01 persen (yoy) pada kuartal I 2022 dan tercapai seiring dengan laju inflasi yang terkendali.

Selain itu, kondisi pandemi Covid-19 di Indonesia juga terus membaik, sehingga juga menjadi faktor pendorong ekonomi nasional untuk menjadi semakin menguat ke depannya.

“Kondisi pandemi di Indonesia saat ini juga telah membaik, atas arahan Presiden Joko Widodo, masyarakat sudah bisa mulai melepaskan masker di ruangan terbuka yang tidak dalam keramaian. Ini merupakan salah satu langkah awal transisi dari pandemi ke endemi,” ungkap Menko Airlangga.

Dia juga menjelaskan bahwa Presiden Joko Widodo menjadi Champion Global Crisis Response Group (GCRG) yang berfokus pada isu pangan, energi, dan keuangan. 

Hal ini menjadikan Indonesia juga turut berperan penting dalam mengatasi tantangan besar yang saling terkait dalam ketahanan pangan, energi, dan keuangan global akibat konflik RusiaUkraina.

Pada kesempatan tersebut, Menko Airlangga juga menyampaikan terkait Presidensi G20 Indonesia yang mengusung tiga agenda utama yakni arsitektur kesehatan global, transformasi ekonomi berbasis digital, dan transisi energi.

“Dalam arsitektur kesehatan global, Indonesia mengusulkan untuk menciptakan mekanisme pembiayaan yang bisa mendukung tersedianya vaksin untuk negara-negara yang membutuhkan. Hal ini penting karena saat ini pandemi Covid-19 masih belum selesai dan masih ada negara-negara, terutama di Afrika, yang belum memiliki akses yang luas dalam
mendapatkan vaksin seperti negara-negara berkembang lainnya,” ujar Menko Airlangga.

Terkait dengan transformasi ekonomi berbasis digital, Menko Airlangga menyampaikan bahwa digitaliasasi di Indonesia telah meningkat tajam selama pandemi. 

Peningkatan ini juga menjadi pendorong pemulihan ekonomi Indonesia di masa pandemi. Perkembangan ekonomi digital di Indonesia pada tahun 2021 dapat terlihat dari transaksi komersial yang mencapai lebih dari US$27 miliar dan dengan lebih dari 2.300 start-up. 

Hal itu, lanjutnya, menempatkan Indonesia sebagai negara ke-5 di dunia dengan jumlah start-up terbanyak. Ditambah lagi Indonesia memiliki 370 juta pengguna koneksi seluler dan 204 juta pengguna internet (74 persen dari total populasi). 

Nilai transaksi uang elektronik juga tercatat telah melebihi 2,4 miliar dolar AS per Desember 2021. Tingkat inklusi keuangan di 2019 mencapai sebesar 76,19 persen dan ditargetkan akan mencapai 90 persen pada 2025, kemudian juga terdapat 785 juta bisnis fintech pada 2021.

Mengenai transisi energi, Menko Airlangga menyampaikan bahwa Indonesia berkomitmen dalam bertransisi menggunakan Energi Baru Terbarukan (EBT). Saat ini Indonesia sedang mengembangkan prototipe pajak karbon untuk pembangkit listrik tenaga batu bara, dan juga melakukan retirement pembangkit listrik tenaga batu bara untuk menggantinya dengan EBT
yang mempunyai model pembiayaan yang terjangkau dan berkelanjutan.

“Salah satu yang menjadi penting dalam transisi energi ini adalah tentang bagaimana menyiapkan pendanaannya melalui mekanisme blended finance dan mengembangkan protokol obligasi transisi sebagai peluang untuk memberikan pembiayaan kepada perusahaan yang memiliki target transisi ke industri hijau di masa depan. Kita tidak bisa melakukan
transformasi tanpa pembiayaan yang memadai,” tutur Menko Airlangga.

Turut hadir dalam pertemuan tersebut Menteri Investasi, Menteri Perindustrian, Menteri Eenergi dan Sumber Daya Mineral, Menteri Komunikasi dan Informatika, Wakil Menteri BUMN, Duta Besar Indonesia untuk Swiss , Ketua Umum Kadin, Chair B20, dan Perutusan
Tetap Republik Indonesia (PTRI). 

Editor : Iman Nurhayanto

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network