SEMARANG, iNewsJatenginfo.id - Selagi tidak ada kegiatan keluar daerah saya manfaatkan untuk bersih-bersih rumah. Terutama membersihkan “klamat” atau “sawang” di langit-langit rumah serta gudang yang biasanya tidak sempat dibersihkan secara rutin setiap hari, setiap pekan atau setiap bulan. Hitung-itung cari keringat sekalian menyambut bulan ramadhan yang tinggal dua pekan lagi. Diksi sawang dalam bahasa Jawa bisa berarti lihat atau pandang, dan juga dapat bermakna sarang laba-laba.
Ada ungkapan “sawang sinawang” yang mashur dalam bahasa Jawa, merupakan perilaku untuk tidak membandingkan kehidupan pribadi dengan orang lain. Sebab apa yang terlihat/dipandang dari kehidupan orang lain belum tentu seindah kenyataannya. Atau secara singkat maknanya mirip dengan judul lagu “ojo dibandingke” (jangan dibandingkan), sebuah lagu yang dinyanyikan Farel dan viral pada upacara HUT RI ke 77 di Istana Merdeka tanggal 17 Agustus 2022.
Sawang yang bentuknya amburadul (ireguler) serta membuat rumah terkesan kotor itu adalah hasil karya dari keluarga laba-laba yang biasa disebut sebagai “Daddy longlegs”. Laba-laba dari Famili Pholcidae berkaki delapan nan panjang dan tipis seperti benang ini, tersebar di seluruh dunia dan terdiri dari 1.800-an spesies. Daddy longlegs adalah predator yang biasa memangsa serangga dan laba-laba dari jenisnya sendiri yang terperangkap ke dalam jaring berbentuk ireguler (tidak teratur).
Lantas apa hubungannya dengan jantung pisang ?
Ceritanya sehabis selesai bersih-bersih rumah, mandi dan shalat dzuhur, istri menghidangkan makan siang dengan lauk sayur “tuntut” (jantung pisang) yang diberi irisan ikan Pe asap. Ikan Pe, sebutan lazim ikan Pari, yang biasa ditemukan di pantai utara Kendal merupakan spesies atau jenis ikan Pe kecil. Sebab terdapat 13 famili dan 560 spesies ikan Pari yang hidup di laut se dunia.
Dari rasanya saya mengetahui jika sayur itu bukan masakan istri. Meskipun istri saya yang asli Yogyakarta dikenal mahir memasak, tetapi untuk masakan ala pantura bukan dia ahlinya.
“Minggu kalawingi pas Bapak tindak, mbak Kasmini kintun jangan tuntut rong plastik (Pekan lalu ketika bapak pergi mbak Kasmini mengirimi sayur jantung pisang 2 plastik)”, kata istri memberi tahu.
“Ingkang setunggal pun ditelaske tiyang sak omah, setunggale kulo simpen di freezer (Yang sebungkus sudah habis dimakan orang se rumah, yang sebungkus saya simpan di freezer”, jelasnya lebih lanjut.
“Alhamdulillah tasih saged ngrasakke maem awan ngagem jangan tuntut masakane mbak Kasmini (Alhamdulillah masih bisa menikmati makan siang dengan sayur jantung pisang masakannya mbak Kasmini)”, jawab saya sambil menghabiskan 2 irisan ikan Pe asap. Kasmini, teman saya saat sekolah di SMP Negeri 1 Weleri dikenal masakannya lezat dan nikmat. Terutama jika memasak “tuntut” (jantung pisang) yang dipadukan dengan irisan ikan Pe asap.
Jantung pisang merupakan bagian dari bunga tanaman pisang yang berbentuk seperti jantung. Keberadaan jantung pisang berasal dari pertumbuhan bunga pada pohon pisang yang tidak menjadi buah. Jantung pisang tersusun dari daun pelindung yang umumnya berwarna merah dan ungu tua. Agar jantung pisang tetap terlihat menarik dan tidak berubah warna menjadi kehitaman, maka disarankan untuk merebusnya disaat air sudah mendidih.
Banyak manfaat dari sayuran jantung pisang buat kesehatan badan. Diantaranya membantu menurunkan kadar kolesterol, membantu proses penyembuhan infeksi, menjaga kesehatan usus, mencegah pembesaran prostat dan pengeroposan tulang, serta mengatasi anemia dan diabetes. Jantung pisang yang kaya serta baik untuk mencegah terjadinya asam lambung dan mengatasi konstipasi atau sembelit yaitu sulit buang air besar (BAB). Jantung pisang yang paling enak dimasak berasal dari jenis pisang kepok.
Dalam peradaban Jawa, kembang (bunga) tanaman memiliki istilah atau sebutan nama tersendiri. Sebutan bunga tanaman tergantung dari jenis tanaman. Beberapa contoh nama bunga dalam bahasa Jawa untuk berbagai tanaman buah-buahan, diantaranya : dlongop (durian), karuk (jambu), babal (nangka), kecuwis (jengkol), gadhing (kanthil), juwis (jarak).
Nama bunga untuk tanaman lainnya, yaitu maya (belimbing), polong (cengkeh), dangu (aren), celung (dhadhap), puspanyidra (ganyong), grameng (garut), kranding (gebang) dan torong (kecubung).
Torong (bunga kecubung) harus dijauhkan dari koloni lebah klanceng (Trigona sp.) yang kita pelihara atau dibudidayakan di halaman rumah atau kebun. Minimal harus berjarak antara 150-200 meter dari stup koloni. Sebab setelah menghisap nektar atau pollen torong, lebah klanceng pekerja (female bee worker) pasti mengalami mabuk dan tidak bisa kembali ke stup (kotak budidaya). Kecubung (Datura metel L.) dan Bintaro (Cerbera manghas), dua jenis tanaman yang harus dijauhkan dari koloni lebah klanceng.
Biasanya lebah pekerja akan “muser-muser” (berputar-putar) di atas tanah lalu mati diserbu semut atau dimakan bunglon dan kadal, salah tiga predator lebah klanceng. Biji buah kecubung, apalagi jenis kecubung wulung, dapat memberikan efek mabuk terhadap orang yang memakan buah atau bijinya. Jangan pernah mencoba mengkonsumsi buah kecubung, meski hanya 3-5 butir biji yang dicampurkan dalam sambal rujak buah-buahan. Bisa mabuk dua hari dua malam baru sadar dan siuman.
Editor : Iman Nurhayanto
Artikel Terkait