JAKARTA, iNewsJatenginfo.id – Sejarah dan latar belakang terjadinya Perang Asia Timur Raya penting untuk diketahui. Apalagi, perang tersebut juga memiliki keterkaitan dengan sejarah kemerdekaan Indonesia.
Perang Asia Timur Raya atau juga dikenal dengan nama lain Perang Pasifik adalah konflik global yang menjadi bagian dari Perang Dunia II. Perang ini berlangsung sejak 7 Desember 1941 hingga 2 September 1945. Perang ini sekaligus menandai masuknya Amerika Serikat dalam pusaran Perang Dunia II.
Latar belakang
Sebelum meletusnya Perang Asia Timur Raya, masyarakat global lebih dulu dihadapkan dengan Perang Dunia II yang dimulai sejak 1939. Perang itu melibatkan banyak negara di seluruh dunia. Terjadinya Perang Dunia II disebabkan oleh berbagai faktor yang kompleks. Namun, ada beberapa penyebab utama munculnya konflik global tersebut.
Yang pertama adalah kebangkitan kekuasaan Nazi di Jerman. Setelah Perang Dunia I, Jerman mengalami krisis ekonomi dan politik. Partai Nazi yang dipimpin oleh Adolf Hitler mengambil keuntungan dari situasi tersebut dan menjanjikan untuk mengembalikan kebanggaan nasional Jerman. Kampanye Hitler tersebut berhasil menarik dukungan luas di negeri panser itu.
Faktor kedua, Perjanjian Versailles yang ditandatangani untuk mengakhiri Perang Dunia I telah memberlakukan sanksi keras terhadap Jerman. Hal itu menyebabkan rasa ketidakpuasan dan dendam di kalangan rakyat Jerman. Hitler menggunakan perjanjian tersebut sebagai alat propaganda untuk membangkitkan nasionalisme Jerman.
Faktor ekonomi yang menyebabkan depresi hebat dan pengangguran massal, juga turut memicu Perang Dunia II. Selain itu, faktor ideologi seperti fasisme, komunisme, dan imperialisme juga memainkan peran penting dalam mendorong terjadinya konflik global ini.
Berikutnya, Jerman di bawah kepemimpinan fasis Hitler mulai melakukan ekspansi wilayah. Kebijakan agresif itu dimulai dengan aneksasi Jerman terhadap Austria (Anschluss) pada 1938, invasi Cekoslovakia, dan akhirnya invasi Polandia pada 1 September 1939. Peristiwa yang disebutkan terakhir itulah yang memicu deklarasi perang dari Inggris dan Prancis terhadap Jerman dan menjadi Perang Dunia II.
Dua aliansi utama dalam Perang Dunia II
Ada dua aliansi dalam Perang Dunia II. Yang satu adalah Blok Sekutu yang terdiri atas Amerika Serikat, Uni Soviet, Inggris, Prancis, dan banyak negara lainnya. Sementara yang lain disebut Blok Poros atau Axis Powers yang terdiri atas Jerman, Italia, dan Jepang.
Blok Proros dipimpin oleh Adolf Hitler (Jerman), Benito Mussolini (Italia), dan Kaisar Hirohito (Jepang). Pada saat yang sama, kaum nasionalis Spanyol memenangkan perang saudara pada April 1939. Jenderal Francisco Franco tampil sebagai diktator yang memimpin negeri matador itu. Di bawah kepemimpinannya, Spanyol secara resmi tetap netral selama Perang Dunia II, meski secara umum memihak Blok Poros.
Sementara Blok Sekutu dipimpin oleh Winston Churcill (Inggris). Amerika Serikat masuk ke dalam pusaran perang setelah serangan Jepang di Pearl Harbor pada 7 Desember 1941. Uni Soviet pada awalnya memiliki pakta non-agresi dengan Jerman. Akan tetapi, Moskow kemudian bergabung dengan Blok Sekutu menyusul invasi Jerman pada Juni 1941.
Prancis yang sempat diduduki oleh Jerman, menjalankan pemerintahannya di pengasingan dan terus berperang. Negara-negara lain seperti Kanada, Australia, China, dan banyak lagi juga berperan dalam mendukung Blok Sekutu.
Ekspansi Jepang
Jepang yang sedang mengalami industrialisasi pesat, merasa memerlukan sumber daya alam untuk mempertahankan pertumbuhan ekonominya. Untuk tujuan tersebut, Jepang mulai melakukan ekspansi militer ke Asia Timur dan Asia Tenggara, termasuk invasi ke Manchuria (1931) dan perang dengan China (1937).
Menurut Encyclopedia Britannica, hingga 1939, Angkatan Laut Jepang masih sangat percaya pada kekuatan senjata. Diasumsikan bahwa pertempuran yang menentukan akan dilakukan terutama oleh persenjataan besar dari kapal-kapal perang, dilengkapi dengan serangan kapal penjelajah ringan dan kapal perusak serta serangan udara dari kapal induk. Angkatan Laut Jepang telah dipersenjatai dan dilatih sesuai dengan doktrin militer tersebut.
Kebijakan Angkatan Laut Jepang juga telah lama mempertimbangkan kekuatan yang setara dengan 70 persen dari total kekuatan Angkatan Laut AS sebagai prasyarat untuk kemenangan atas Amerika Serikat—dengan asumsi bahwa 30 persen dari armada utama AS akan dihancurkan sebelum mencapai perairan Timur Jauh. Atas alasan strategis itulah Angkatan Laut Jepang berupaya keras untuk membangun kekuatan tambahannya di kawasan Pasifik.
Meletusnya Perang Asia Timur Raya
Dilansir dari laman The National World War II Museum New Orleans, Perang Asia Timur Raya bermula ketika pasukan Jepang melancarkan serangan mendadak ke Pearl Harbor pada 7 Desember 1941. Tujuan Jepang menyerang pelabuhan militer AS di Honolulu, Hawaii, itu adalah untuk mencegah intervensi Amerika dalam ekspansi Jepang di Asia.
Serangan secara tiba-tiba terhadap Pearl Harbor menyebabkan kerusakan parah pada Armada Pasifik AS. Serangan tersebut menyebabkan Amerika Serikat mendeklarasikan perang terhadap Jepang dan bergabung dengan Blok Sekutu. Beberapa hari kemudian, Jerman dan Italia juga mendeklarasikan perang terhadap AS. Sejak itu, Amerika pun terlibat aktif dalam Perang Dunia II.
Namun, AS tidak bisa langsung membalas serangan Jepang itu. Sebab, sebagian besar armada militer Amerika di Pasifik telah hancur dan negara itu juga tidak siap berperang kala itu. Karenanya, AS dan Blok Sekutu akhirnya memutuskan bahwa mereka perlu menyelamatkan Inggris dan mengalahkan Jerman terlebih dulu.
Pada saat yang sama, Jepang terus melancarkan serangan secara gencar yang menyapu sejumlah wilayah yang dikuasai AS di Guam, Pulau Wake, dan Filipina, serta wilayah-wilayah yang diduduki Inggris yakni Hong Kong, Malaya (Semenanjung Malaysia dan Singapura hari ini) , dan Burma (Myanmar).
Setelah itu, pecahlah Pertempuran Laut Coral pada Mei 1942. Ini menjadi pertempuran besar pertama di mana kapal induk Sekutu terlibat langsung dan mencegah invasi Jepang ke Australia. Berikutnya, terjadi Pertempuran Midway pada Juni 1942. Dalam pertempuran laut yang krusial ini, Angkatan Laut AS berhasil menghancurkan empat kapal induk Jepang, mengubah arah perang di Pasifik.
Operasi Militer Guadalkanal selama enam bulan pada 1942-1943 menandai awal dari serangan balasan Sekutu di Pasifik. Pertempuran darat dan laut yang panjang ini berlangsung di Kepulauan Solomon.
Pertempuran Leyte Gulf pada Oktober 1944 adalah pertempuran laut terbesar dalam sejarah yang menyebabkan kekalahan telak Angkatan Laut Jepang. Berikutnya, Sekutu berhasil menaklukkan Iwo Jima dan Okinawa pada 1945. Pertempuran sengit ini membawa Sekutu semakin dekat ke daratan Jepang.
Masih pada 1945, Blok Sekutu yang dipimpin Amerika Serikat menjatuhkan bom atom di Hiroshima (6 Agustus) dan Nagasaki (9 Agustus). Serangan nuklir itu menyebabkan kerusakan besar dan menewaskan ratusan ribu warga sipil di Jepang. Jepang yang kala itu juga sedang menginvasi Indonesia mengakhiri pendudukannya di nusantara. Indonesia pun memproklamasikan kemerdekaannya pada 17 Agustus 1945.
Pada 2 September 1945, Jepang secara resmi menyerah tanpa syarat di atas kapal perang AS, USS Missouri. Peristiwa itu menandai berakhirnya Perang Asia Timur Raya sekaligus akhir dari Perang Dunia II.
Dampak perang
Perang Asia Timur Raya menyebabkan jutaan korban jiwa di kedua belah pihak dan kerusakan besar di seluruh wilayah Asia Pasifik. Pascaperang, Jepang berada di bawah pendudukan Amerika Serikat. Washington DC kemudian membantu membangun kembali negeri matahari terbit itu dan mengubahnya menjadi negara demokratis dan salah satu kekuatan ekonomi terbesar di dunia.
Perang Asia Timur Raya mengakhiri dominasi militer Jepang dan mengubah tatanan geopolitik di Asia dan dunia.
Editor : Iman Nurhayanto
Artikel Terkait