Semarang Dikepung Banjir, Guru Besar Undip Ungkap Sejumlah Faktor Penyebabnya

Ahmad Antonni
Banjir menggenangi kawasan Polder Tawang Kota Lama Semarang, Kamis (14/3/2024). (foto: A.Antoni)

SEMARANG, iNewsJatenginfo.id – Banjir melanda Kota Semarang setelah diguyur hujan dengan intensitas sedang dan tinggi pada Rabu (13/3/2024) malam menyebabkan genangan air di puluhan titik.

Menurut Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), tinggi muka air berkisar 15 hingga 80 cm pada Rabu, 13 Maret 2024 tengah malam 22.35 WIB. 

Pada saat yang sama, Banjir Kanal Timur juga meluap hingga memenuhi jalan di sampingnya dan sejumlah wilayah di Kawasan Gayamsari akibat guyuran hujan di Kota Semarang. 

Peristiwa meluapnya Banjir Kanal Timur ini juga pernah terjadi pada satu dasa warsa lalu yaitu 4 Februari 2014 akibat hujan selama 2 hari. Ketika itu ketinggian air di beberapa titik genangan di Kota Semarang mencapai 30-80 cm.

Mengapa banjir bisa terjadi, dan mengapa hujan bisa terjadi terus menerus? Sejak sepekan yang lalu hasil pemantauan BMKG telah menginformasikan tumbuhnya bibit badai siklon tropis 91S di Samudra Hindia bagian tenggara, selatan Pulau Jawa dengan kecepatan angin 25-45 knots dan akan menjadi siklon tropis kategori sedang-tinggi dan bergerak menjauhi wilayah Indonesia. 

Karena ukurannya yang sangat besar serta angin kencang dan gumpalan awan yang dimilikinya, siklon tropis akan berdampak pada wilayah yang dilaluinya berupa hujan lebat, angin kencang dan gelombang tinggi sehingga dapat mengganggu pelayaran dan dapat menenggelamkan kapal. 

Gelombang tinggi di perairan Laut Jawa sudah terjadi sepekan lalu, keadaan itu telah dialami oleh para penumpang kapal cepat Express Bahari dalam perjalanannya dari Karimunjawa menuju Jepara Sabtu, 9 Maret lalu dengan lama waktu tempuh sekitar 6 jam, tiga kali lipat dari waktu tempuh biasanya akibat terombang-ambing ombak. 

Hingga Jumat ini, kapal cepat memutuskan untuk tidak melayari kembali ke Karimunjawa. Pada hari yang sama di perairan Kabupaten Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan telah dilaporkan sebuah kapal penangkap ikan Dewi Jaya 2 terbalik saat mengalami cuaca buruk.

“Secara klimatologis, wilayah Indonesia yang teletak di garis katulistiwa termasuk wilayah yang tidak dilalui lintasan siklon tropis, akan tetapi banyak juga siklon tropis yang berdampak tidak langsung pada kondisi cuaca di Indonesia,” jelas Guru Besar Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Diponegoro (Undip), Prof. Dr. Ir. Munasik, M.Sc.

Menurutnya, daerah pumpunan angin berupa awan-awan konvektif yang terhubung dengan awan-awan siklon tropis yang memanjang seolah-olah membentuk ekor siklon tropis inilah yang mengakibatkan timbulnya hujan lebat di wilayah yang dilaluinya. 

Peta sebaran curah hujan di Provinsi Jawa Tengah yang dikeluarkan olej BMKG tercatat 12-13 Maret 2024, hujan lebat hampir terjadi di semua wilayah Kota Semarang, sedangkan di wilayah lainya seperti Kabupaten Kendal. Demak, Pati Kudus, Jepara dan Grobogan hanya sebagian wilayah saja.

“Kondisi ini tentunya akan berakibat terhadap tingginya curah hujan dan berakibat terjadinya banjir di hampir semua wilayah dataran rendah Kota Semarang, seperti pusat kota,” ujarnya. 

Menurutnya, bencana hidrometeorologi ini tidak hanya berupa banjir saja, tetapi juga menimbulkan akibat tanah longsor di beberapa lokasi rawan longsor serta pohon-pohon pinggir jalan yang tumbang akibat angin kencang sehingga keadaan ini semakin berdampak pada kemacetan lalu lintas serta lumpuhnya pusat-pusat layanan masyarakat.

“Setelah menelusuri kejadian terulangnya luapan Kali Banjir Kanal Timur setelah satu dasawarsa dan bulan kejadian dalam bulan Februari Maret serta hasil kajian bahwa siklon tropis paling sering terjadi di Februari dan Maret dengan ketinggian genangan yang sama maka kejadian banjir di Semarang seharusnya dapat diperkirakan,” ujar Prof Munasik.

“Kejadian banjir yang luas, angin kencang dan longsor serta gelombang tinggi dapat diperkirakan sehingga dapat diantisipasi lebih awal sebelum kejadian melalui sistem peringatan dini sehingga mengurangi dampak yang signifikan,” ujarnya.

Dalam kasus banjir, tanah longsor dan pohon tumbang, lanjut dia, Pemerintah melalui BPBD setelah mendapatkan prakiraan cuaca dari BMKG seyogyanya dapat mengumumkan status kesiagaan bencana hidrometeorologi wilayah kota kepada warga.

Kemudian menginformasikan prakiraan waktu banjir dan tempat-tempat rawan banjir yang sudah teridentifikasi sebelumnya sehingga akan mengurangi kerugian material dan mengantisipasi lumpuhnya transportasi dan kecelakaan akibat bencana hidrometeorologi.

Editor : Iman Nurhayanto

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network