SEMARANG, iNewsJatenginfo.id - Pembukaan Semarang 10K yang digelar di Balai Kota Semarang pada Minggu (17/12). Ajang kejuaraan lari tahunan itu diikuti dengan total sekitar 2.100 pelari dari berbagai daerah bahkan luar negeri yang berpartisipasi untuk memenangkan total hadiah Rp 424 juta.
Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang yang terlibat dalam event ini membuka peluang untuk pelaksanaan ke depan diadakan lebih besar. Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu menyebut banyak pelari yang antusias untuk mengikuti Semarang 10K ini.
Dari informasi yang diterima, pendaftaran Semarang 10K sudah penuh hanya dalam waktu kurang dari 5 menit. Bahkan banyak orang yang bertanya-tanya apakah ada akses untuk bisa mendapatkan label peserta Semarang 10K.
Oleh karena itu, dirinya berkeyakinan jika event Semarang 10K ini bisa digelar dengan jumlah peserta yang lebih banyak. Beberapa opsi juga sudah terlintas untuk membuat perlombaan Semarang 10K ini jauh lebih meriah.
“Jadi memang saat ini masih menyesuaikan tempat. Tapi nanti Insyaa Allah kalau di Simpanglima bisa lebih banyak. Tadi sudah ada beberapa alternatif yang sudah didiskusikan dan kalau memang mencapai 5.000 peserta bisa menjadi dampak yang luar biasa bagi Kota Semarang,” ujar Mbak Ita sapaan akrab wali kota usai pelaksanaan Semarang 10K.
“Permintaan dari masyarakat sangat banyak, tetapi untuk kenyamanan para pelari sehingga diputuskan hanya 2.100 pelari. Semoga di tahun depan bisa ditambah lagi, mungkin 5.000 karena para pelari elit juga pada ikut. Infonya, mereka senang dengan suasana kota Semarang,” lanjut mbak Ita.
Sama seperti tahun-tahun sebelumnya, rute lari Semarang 10k melewati beberapa ikon kota Semarang seperti kota Lama, Lawang Sewu, hingga Gereja Katolik Gedangan. Para peserta lari Semarang 10K tersebut memulai start dari depan Balaikota Semarang melewati sejumlah ruas jalan, yakni Jalan Pemuda, Jalan KH Agus Salim, Jalan Merak, Jalan MT Haryono, Jalan Ahmad Yani, Jalan Pandanaran, dan finis di Balaikota Semarang.
Wali kota perempuan pertama di kota Semarang tersebut awalnya ragu dalam melaksanakan Semarang 10K. Hal ini karena berkaitan dengan masa-masa kampanye yang sudah berlangsung. Namun dengan kerja sama yang apik dengan stakeholder, event ini bisa aman dari gangguan-gangguan yang dikhawatirkan.
“Sebenarnya kita sempat pesimis, karena dengan waktu yang mepet kita intens yang persiapan-persiapan itu di bulan November. Karena saat itu kita masih menentukan jadwal dan apakah di masa-masa kampanye ini boleh. Makanya tadinya di bulan November tapi kita Bismillah saja diselenggarakan di Desember sebagai penutup tahun juga,” terangnya.
Di sisi lain, Mbak Ita mengaku jika Semarang 10K juga berdampak pada pertumbuhan ekonomi di Ibu Kota Jawa Tengah. Selain mengikuti lomba lari, banyak pendatang dari luar kota yang juga memanfaatkan momentum ini untuk menikmati kuliner dan wisata di Kota Semarang.
“Saya dapat laporan jika hotel di Kota Semarang sudah full booking semua. Dan pastinya ada pajak hotelnya, restorannya. Jadi selain itu juga kuliner dan pasti setiap peserta membawa keluarganya sehingga banyak yang datang ke Kota Semarang,” tuturnya.
Sementara itu, Wakil Pemimpin Umum Harian Kompas, Budiman Tanuredjo mengucapkan terima kasih dan apresiasi kepada Pemkot Semarang atas support yang telah diberikan.
“Kita berterima kasih kepada Mbak Ita karena mengopeni betul untuk menggambarkan lari di Kota Semarang yang nyaman dan damai. Jadi saya terima kasih sekali kepada Wali Kota dan pihak yang terkait karena kerja kolaborasi teman-teman dan warga Kota Semarang kami mohon maaf karena ada penutupan jalan. Tetapi hal ini untuk mengharumkan nama Kota Semarang,” imbuhnya.
Dirinya berharap kegiatan ini turut berkontribusi melahirkan pelari-pelari baru. “Keinginan kita bukan sekedar membuat race, sehingga tadi ada anak SMA yang ikut berlari. Karena keinginan kita, kita ingin berkontribusi melahirkan pelari-pelari untuk menggantikan para pelari-pelari senior,” pungkasnya.
Pada tahun ini, lomba lari Semarang 10k mengambil tema “Step Up Your Limit”. Melalui tema ini, para pelari diajak berkompetisi dan unjuk kemampuan terbaik mereka. Tema tersebut disambut serius oleh Rikki Marthin Luther Simbolon yang berhasil menjadi peserta tercepat dan pemecah rekor lomba lari Semarang 10 K yang selama ini sudah digelar dengan catatan waktu 00:30:36 menempuh jarak 10 kilometer.
Dirinya mengaku terpukau dengan jalur yang menjadi rute event Semarang 10K 2023. Selain jalannya yang mulus, dirinya juga senang dengan infrastruktur yang dibangun di Kota Semarang.
“Lapangan rute ini menurut saya sangat bagus sekali. Sangat steril dan kemungkinan untuk tahun berikutnya kalau bisa untuk belokan di kurangi sedikit karena berpengaruh dalam capaian waktu,” imbuhnya.
Editor : Iman Nurhayanto
Artikel Terkait