Suka Debat Sejak Kecil, Pengacara Aan Tawli Ternyata Fans Berat Adnan Buyung Nasution

Tim iNewsJatenginfo.id
Ketua Ikadin Jawa Tengah, Aan Tawli. Foto: Ist

SEMARANG, iNewsJatenginfo.id - Sejak masih anak-anak Pengacara Aan Tawli sudah miliki kegemaran berdebat. Penggemar tokoh Adnan Buyung Nasution itu juga pernah mengkritik kebijakan kepala sekolahnya saat sekolah dasar jelang mengikuti lomba cerdas cermat.

“Jadi saya dan teman ikut lomba cerdas cermat di TVRI, kami sudah melakukan persiapan selama dua bulan dan sudah terbentuk. Tapi saat lomba, patner saya diganti oleh kepala sekolah, diganti dengan anak camat dan anak kepala KUA,” ungkap Dr Aan Tawli, SH, MH, praktisi hukum Law Office Defender of Justice.

“Tapi saya baru tahu kenapa Kepala Sekolahku dulu begitu itu setelah SMP, saya baru kalau itu nepotisme,” tambahnya.

“Jadi itu merupakan awal saya memperjuangkan prinsip, bagiku itu sangat berkesan dan itu selalu tak ingat, dulu waktu kecil pernah mendebat Kepala Sekolah karena nuraniku tidak nyaman, itu temanku,” jelasnya.

Sekolah hukum menjadi pilihan mantap dirinya sejak kecil. Pria kelahiran Palembang, 37 tahun merupakan lulusan Fakultas Hukum SI dan S2 di Universitas Semarang. Kemudian melanjutkan pendidikan S3 di Universitas Sultan Agung Semarang.

“Kenapa saya pilih fakultas hukum, karena satu itu jiwanya disana. Kedua itu pesan bapak saya. Bapak selalu bilang, anak-anakku harus sekolah hukum, biar tahu hukum itu seperti apa, biar tahu hukum itu bisa nggak dibeli, bisa nggak dikuasai penguasa,” tuturnya,

“Bapak saya ingin anaknya jadi pendekar hukum. Itu yang masih saya ingat. Ketika saya berangkat ke pulau Jawa, mama pesan kamu di pulau Jawa nyari ilmu, ingat pesan bapak kamu harus paham soal hukum,”  ucap anak keenam dari sembilan bersaudara itu.

“Hukum yang pertama kali saya pelajari justru hukum Islam, saya pernah belajar di pondok pesantren di Payaman, Sirodjul Mukhlasin, Romo Agung Mbah sirot, belajar disana fiqih, alhamdulilah selesai khususnya fiqih di mahzab Syafi'i,” kata Aan menambahkan.

Adnan Buyung Nasution menjadi sosok yang menginspirasi dirinya dan memutuskan aktif dalam praktisi hukum ke depannya.

“Jujur tokoh seperti bung Adnan Buyung Nasution itu jadi inspirasi bagi saya,” terangnya.

Aan banyak belajar dari sosok Adnan Buyung Nasution khususnya dalam kegiatan praktisi hukum.

“Tugas pengacara yang utama adalah menjaga penegakan hukum, tidak boleh mengabaikan hak hidup dalam arti kata hak asasi manusia, kehormatan manusia baik di mata HAM atau hukum, itu yang dilakukan bung Adnan saat mendampingi Pak Wiranto. Dia tidak membela Wirantonya, tapi membela hak hukumnya,” katanya.

“Bung Adnan itu namanya harum sampai beliau meninggal. Bahkan dalam lembaga bantuan hukum indonesia beliau nenek moyang pendirinya, disitu saya belajar ternyata ini bedanya pengacara dengan hakim dengan jaksa dengan penyidik dengan akademisi, tantangannya berat, sudut pandangnya luas mengenai permasalahan hukum, fungsinya sampai ke titik bahkan berhubungan dengan opini publik bertentangan dengan hukum opini sosial yang bertentangan dengan hukum, sampai kesana pengacara itu harus memahami,” paparnya.

“Itulah kenapa saya juga di IKADIN, karena IKADIN nenek moyangnya adalah bung Adnan Buyung Nasution, saya pilih karena satu itu,” ujarnya.

Aan Tawli menyampaikan suka duka sebagai pengacara, ia menyebut lebih banyak suka selama menjalani profesi ini.

“Nikmat terbesar itu kita di wongke wong, bahkan kayak didewakan, itu yang tidak kita dapat di pekerjaan lain, tapi kalau kita mau di wonge juga tidak boleh melanggar kode etik juga, yang jelas klien sangat membutuhkan kita. Suka lainnya tentu finansial, menjanjikan,” ungkapnya.

"Kalau dukanya cuma satu, jika apa yang kita lakukan dalam pembelaan kepada klien, tiba-tiba klien lebih percaya kepada oknum penegak hukum yang korup. Sedihnya bukan ditinggalin tapi sedihnya klien ini kalau kejebak dalam sebuah keadaan hukum yang dia sendiri nggak tahu harus ngapain, itu yang paling sedih,” terangnya.

Banyaknya anak muda yang tertarik menekuni profesi advokat saat ini, Aan menyambut positif namun dengan beberapa catatan.

Ia berujar organisasi advokat harus bisa meningkatkan kualitas advokatnya jangan organisasi advokat hanya mampu menyumpah, mengeluarkan lisensi tapi tidak mampu meningkatkan daya saingnya.

“Karena persaingan akan semakin ketat, biar masyarakat bisa mendapat pelayanan yang baik, jadi standar kemampuan ditingkatkan. Kalau tidak begitu bisa timbul persaingan tidak sehat, lebih kepada persaingan kuantitas tapi tidak persaingan kualitas,” ujarnya.

Bicara IKADIN Jawa Tengah, Dr Aan Tawli, SH, MH, membeberkan beberapa program di bawah kepengurusannya, baik jangka pendek, jangka menengah juga jangka panjang.

“Target jangka pendek antara lain melakukan pelantikan dan penyumpahan kepada anggota Ikadin targetnya 100 orang, selain itu juga bekerja sama dengan universitas-universitas mengadakan PKA. Ke depan DPD Ikadin Jateng melakukan PKA tidak lagi terpusat di DPD Ikadin saja tapi di daerah-daerah. Sehingga PKA Ikadin tidak hanya dikenal di tingkat DPD Jateng saja,” ucapnya.

Selanjutnya membentuk pendidikan berkesinambungan setelah paska sumpah selama tiga bulan pada pengacara-pengacara baru yang disebut dengan legal tutorial.

Untuk jangka menengah, pihaknya mengatakan akan mengaktifkan lagi divisi-divisi analisa hukum, dalam konteks menganalisa peraturan daerah, peraturan walikota, permen dan pp, yang berhubungan dengan kepentingan masyarakat Jawa Tengah.

“Biar kami Ikadin bisa dirasakan kehadirannya oleh pemerintah secara khusus dan masyarakat Jateng,” terangnya.

Sedangkan untuk jangka panjang, IKADIN ingin memperjuangkan prinsip multi bar.

“Sudah saatnya di masa mendatang konsen setiap organisasi advokat itu mendorong adanya revisi undang-undang advokat, khusunya klausul yang mengatur mengenai dari single bar menuju multi bar, karena bagi kami fakta di lapangan tidak terbantahkan banyak organisasi advokat tidak hanya satu,” ucapnya.

Selanjutnya, secara pribadi Aan tawli berharap diberi umur panjang dan serta bisa bermanfaat bagi masyarakat dan negara.

“Semoga diberi umur panjang, ditambah setiap hari ilmunya dan yang tak kalah penting jaga kecintaan saya kepada negara ini. Semoga Allah masukan dalam hati saya kecintaan dan kepedulian, saya ingin peduli dengan masyarakat secara umum, hukum secara khusus,” ucapnya.

“Saya terkeseima dengan satu hadist, orang yang paling mulia di sisi Allah orang yang bermanfaat, Kemanfaatan yang nggak ada batasnya ialah berbagi ilmu, maka saya harap Gusti Allah mengirimkan saya menjadi alat membagi ilmu, saya ingin memprovokasi orang untuk kebaikan,” sambungnya.

“Kalau untuk IKADIN ke depan ingin menjadi contoh konkrit, contoh nyata sebagai organisasi yang melindungi etika moral, etika profesi dan juga kemapanan dan profesionalisme,” ucapnya.

“Satu harapan penting lainnya, ke depan seluruh organisasi advokat bersatu dalam konteks multibar,” pungkasnya.

Editor : Iman Nurhayanto

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network